BENGKULUEKSPRESS.COM- Sebagian orang menganggap bahwa tanda hitam di dahi merupakan bukti kesalehan dan banyaknya sujud seseorang.
Tak jarang, bekas tersebut diyakini sebagai ciri khas ahli ibadah yang rajin menunaikan salat. Namun, benarkah pemahaman tersebut sesuai dengan penjelasan para ulama?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, memberikan penjelasan yang berbeda.
BACA JUGA:Ceritakan Tentang Tanda Kiamat yang Sudah Terjadi, Gus Baha Sampai Menitikan Air Mata
BACA JUGA:Bila Tak Ingin Dilaknat Allah SWT dan Masuk Neraka, Gus Baha: Jangan Bergaul dengan 6 Kelompok Ini
Dalam kajian beliau, bekas sujud yang sesungguhnya bukanlah berupa noda hitam di dahi, melainkan berupa cahaya (nur) yang kelak akan tampak di Padang Mahsyar.
Hal tersebut disampaikan Gus Baha dalam ceramah yang videonya diunggah oleh akun Instagram @gayengco.
"Ketika manusia meninggal dunia, yang akan menjadi kenangan dari kehidupannya adalah sujudnya," ujar Gus Baha.
Gus Baha menambahkan bahwa di hari akhir nanti, akan ada momen ketika Allah memerintahkan untuk melihat jidat setiap manusia.
"Lihatlah pada dahi mereka, apakah ada bekas sujud atau tidak?" kata Gus Baha.
Namun, bekas yang dimaksud bukanlah tanda fisik yang menghitam, melainkan pancaran cahaya sebagai tanda bahwa seseorang dahulu gemar bersujud kepada Allah.
BACA JUGA:Ingin Rumah Selamat dari Jeratan Kemiskinan, Gus Baha Bagikan Amalannya
BACA JUGA:Ternyata Ibadah Ini Dahsyat Mendatangkan Rezeki, Gus Baha: Rezeki Langsung Datang
Tidak ada satu pun ulama, lanjut Gus Baha, yang menyebutkan bahwa bekas sujud harus berupa warna hitam.
Di akhirat kelak, cahaya di wajah akan menjadi indikator siapa yang taat dan siapa yang tidak.