BENGKULUEKSPRESS.COM - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyampaikan rencana Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk membeli pesawat terbang khusus guna mempercepat penanganan kasus gawat darurat, terutama bagi warga di wilayah terpencil seperti Pulau Enggano.
Rencana ini muncul menyusul insiden tertundanya pelayanan kesehatan bagi warga Enggano akibat kapal dari Pulau Enggano ke Bengkulu tidak dapat berlayar.
Gangguan itu terjadi karena adanya pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, yang membuat akses laut terganggu.
"Minimal kalau terjadi gawat darurat, pemprov harus punya (pesawat)," ujar Helmi Hasan.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Batasi Muatan Angkutan Berat untuk Perpanjang Umur Jalan
BACA JUGA:Kunjungan Wisatawan ke Bengkulu Naik, Capai 2,399 Juta Perjalanan
Helmi menegaskan, pelayanan medis yang cepat sangat krusial. Jika warga sakit tidak segera ditangani, dampaknya bisa sangat serius, baik bagi keselamatan pasien maupun dari sisi tanggung jawab pemerintah.
Saat ini, transportasi udara dari dan ke Pulau Enggano hanya dilayani oleh 1 unit pesawat milik maskapai Susi Air, yang beroperasi secara terbatas dari Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu ke Bandara Enggano.
"Pesawat ini cuma Susi Air, satu bolak-balik kayak itu,"tambah Helmi.
Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini tengah mempelajari rencana pengadaan pesawat, dengan mempertimbangkan model dan harga pesawat kecil seperti yang digunakan Susi Air. Helmi pun telah meminta Dinas Perhubungan untuk mulai mengkaji rencana tersebut.
"Saya katakan dengan Kadis Perhubungan, coba cari pesawat seperti Susi Air itu berapa harganya" pungkas Helmi.
Diketahui, pada Sabtu, 7 Juni 2025, sebanyak enam warga Pulau Enggano yang sakit berhasil dirujuk ke RSUD M. Yunus Bengkulu menggunakan kapal KMP Pulo Tello, namun proses evakuasi yang memakan waktu cukup lama menjadi dasar urgensi percepatan akses darurat melalui jalur udara.
Kepala UPTD Penyeberangan Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Syafril, menjelaskan bahwa kapal Pulo Tello berangkat dari Enggano pada Jumat, 6 Juni 2025 dan baru tiba di Pelabuhan Pulau Baai pada keesokan harinya.
"Enam orang warga yang sakit sudah dirujuk ke Kota Bengkulu,” terang Syafril.
Dengan adanya pesawat khusus milik pemprov, diharapkan pelayanan medis darurat di wilayah terluar seperti Enggano dapat dilakukan secara cepat dan efisien, tanpa tergantung pada kondisi cuaca laut atau kendala pelayaran lainnya.