Nabi Muhammad SAW dengan penuh kasih memahami bahwa tidak semua umat Islam memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji.
Oleh karena itu, bagi mereka yang belum diberi kesempatan untuk berhaji, Rasulullah menganjurkan beberapa amalan yang memiliki nilai keutamaan serupa dengan ibadah wukuf di Arafah.
Salah satu amalan tersebut adalah berpuasa di hari Arafah, yang diyakini mampu menghapus dosa selama dua tahun yaitu satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.
Selain itu, jika seseorang belum mampu menunaikan haji dan berkurban, menjalankan puasa sunnah menjadi alternatif ibadah yang sangat dianjurkan. Amalan ini menunjukkan bahwa Islam memberikan jalan yang luas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun belum mampu hadir di Tanah Suci.
"Puasa tersebut adalah Puasa Arafah sebagaimana dianjurkan Nabi Muhammad SAW, yang dikerjakan berbarengan momentum wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah," kata Ustaz Adi Hidayat.
Puasa Arafah bukan hanya tentang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, melainkan memiliki dimensi spiritual yang jauh lebih dalam.
BACA JUGA:Benarkah Kurban akan Menjadi Kendaraan ke Surga? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
BACA JUGA:Pahala Kurban yang Jarang Diketahui, Ustaz Adi Hidayat: Seluruh Bagian Tubuh Akan Merasakan
Seperti halnya orang yang sedang wukuf di Padang Arafah, umat Islam yang menjalankan puasa Arafah dianjurkan untuk memperbanyak muhasabah diri, mengevaluasi kehidupan, menyadari kekurangan pribadi, serta memperkuat hubungan dan kedekatan dengan Allah SWT.
Itulah penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang anjuran dan larangan di bulan Dzulhijjah. Semoga bermanfaat.(*)