Sayuran ini kaya akan serat dan berperan penting dalam menjaga serta memperkuat fungsi jantung.
Dalam resep bakwan JSR, kucai dapat dicampurkan langsung ke dalam adonan sebelum dimasak atau ditaburkan di atas bakwan setelah matang sebagai pelengkap.
dr Zaidul Akbar menekankan bahwa membuat makanan sehat tidaklah sulit. Bahan-bahannya mudah ditemukan di pasar tradisional maupun swalayan, sehingga siapa pun dapat menerapkannya dalam pola makan sehari-hari.
"Bakwan tersebut bisa dimakan dengan cabai, enak dan sederhana, resep ini bisa dibuat jika teman-teman belum bisa meninggalkan gorengan, dan salah satu solusi menggunakan bahan-bahan non terigu untuk membuat beragam panganan," kata dr Zaidul Akbar.
BACA JUGA:Saat Berbuka Puasa, Mana yang Lebih Baik Kurma Basah Atau Kering, Ini Kata dr Zaidul Akbar
BACA JUGA:7 Tips Agar Bumil Bisa Puasa Ramadhan, dr Zaidul Akbar Sarankan Konsumsi Makanan Ini
dr Zaidul Akbar menjelaskan bahwa selama fase puasa, kadar insulin dalam tubuh akan menurun.
Jika dipahami dari konsep dasarnya, Ramadhan sebenarnya adalah momen untuk membersihkan dan mereset hormon tubuh.
Hal ini disebabkan oleh pola makan selama 11 bulan sebelumnya yang mencakup berbagai jenis makanan, baik yang sehat maupun yang kurang sehat.
Saat berpuasa, terjadi proses luar biasa yang tidak banyak disadari orang, yaitu tubuh mulai membakar cadangan gula yang tersimpan dalam bentuk glikogen serta memanfaatkan lemak sebagai sumber energi.
Selain itu, dr. Zaidul Akbar menambahkan bahwa seseorang yang berpuasa dengan niat yang ikhlas akan merasakan peningkatan energi dan menjadi lebih bertenaga.
"Karena apa? Karena sahur itu ibarat kata berita yang menyampaikan bahwa di tubuh tidak ada makanan, dan dipersilakan memakai cadangan makanan yang ada, gula, glikogen atau lemak. Ini adalah rahasia puasa," ujar dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar mengibaratkan cadangan makanan dalam tubuh seperti bahan bakar di tangki mobil yang memiliki cadangan energi.
Agar bahan bakar cadangan tersebut dapat digunakan, seseorang tidak boleh terlalu sering berhenti di rest area.
Dalam konteks puasa, hal ini berarti tubuh akan benar-benar memanfaatkan cadangan energinya ketika tidak mendapat asupan makanan tambahan sepanjang hari.
Dengan demikian, proses pembakaran lemak dan detoksifikasi dalam tubuh dapat berlangsung secara optimal.