BENGKULUEKSPRESS.COM - Bunda sudah tahu belum bahwa penggunaan kawat gigi anak bukan sekadar tren, lho. Pemasangannya harus berdasarkan kebutuhan anak. Nah, Bunda perlu tahu, nih, kondisi apa saja yang membuat anak perlu memakai kawat gigi.
Warna-warni dari karet kawat gigi atau behel membuat tidak sedikit anak tertarik untuk menggunakannya. Padahal, kawat gigi anak bukan sekadar aksesori untuk memperindah gigi, tetapi untuk memperbaiki susunan gigi yang berantakan atau tidak teratur.
BACA JUGA:Inspektorat Ingatkan Pejabat Soal Transparansi Laporan Harta Kekayaan
Kondisi Anak yang Membutuhkan Pemasangan Kawat Gigi
Kawat gigi bekerja dengan cara mengoreksi gigi yang tidak teratur sehingga susunannya menjadi lebih rapi dan selaras. Dengan menggunakan kawat gigi, gigi dan rahang akan tertekan dan bergerak ke posisi yang sesuai. Alat ini sendiri terbuat beberapa pilihan bahan, seperti plastik, stainless steel, keramik, atau kombinasi.
Penggunaan kawat gigi anak biasanya dilakukan pada kondisi tertentu, di antaranya:
- Gigi tumbuh miring
- Gigi tumbuh secara tidak teratur
- Gigi tonggos
- Rahang sempit, sehingga gigi tumbuh tumpang tindih
- Gigi gingsul yang tidak tumbuh di tempat yang benar
- Maloklusi, yakni ketika ada perbedaan ukuran rahang atas dan bawah yang menyebabkan posisi mulut yang tidak tepat saat mengatup
Susunan gigi yang tidak rapi dan selaras tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik, gigi susu yang tanggal terlalu cepat atau lebih lambat, kebiasaan mengisap jempol, hingga kecelakaan. Jika permasalahan pada struktur gigi dan rahang tersebut terus didiamkan, proses mengunyah dapat terganggu. Bahkan, bicara anak bisa menjadi kurang jelas.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Siap Pangkas Anggaran ATK dan Perjalanan Dinas Sesuai Instruksi Presiden
Usia Anak Menggunakan Kawat Gigi
Sebenarnya, tidak ada patokan pasti kapan waktu yang tepat bagi anak untuk memakai kawat gigi. Kadang ada yang baru mengenakannya di usia remaja, ada yang di usia 10 tahun, ada juga yang sudah memakai kawat gigi sejak usia 6 tahun.
Namun, anak sebaiknya disarankan untuk mulai menjalani pemeriksaan gigi saat usianya 7 tahun. Di usia ini, dokter bisa mengevaluasi pertumbuhan gigi dan rahang anak. Bila ditemukan masalah pada gigi dan rahang anak, maka penanganan bisa segera dilakukan. Makin cepat dilakukan, makin mudah juga proses koreksi gigi yang akan dijalankan. Perawatan juga cenderung lebih cepat dan lebih efektif dalam mencegah masalah gigi yang bisa datang di kemudian hari.
BACA JUGA:Pemkot dan Pemprov Siap Revitalisasi Taman Remaja Bengkulu
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perawatan Kawat Gigi Anak
Penggunaan kawat gigi anak biasanya tidak lebih dari 2 tahun, bahkan bisa lebih cepat jika susunan giginya sudah rapi. Namun, sebagian anak ada yang merasa tidak percaya diri untuk menggunakan kawat gigi. Sebaliknya, ada juga yang ingin berlama-lama memakai kawat gigi karena ingin mengikuti tren.
Jika Si Kecil termasuk yang seperti itu, coba berikan pengertian kepadanya bahwa penggunaan kawat gigi hanya bersifat sementara. Pemasangan dan pelepasan kawat gigi juga perlu mengikuti saran dokter untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, ingatkan pula bahwa selama menggunakan kawat gigi, Si Kecil perlu melakukan beberapa hal berikut ini:
- Menyikat gigi dengan hati-hati
- Menggunakan dental floss atau water floss secara rutin
- Menghindari atau membatasi konsumsi makanan yang keras, lengket, atau kenyal, seperti popcorn, permen karet, karamel, atau kacang
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Optimis Kembali Raih Opini WTP
Perlu diingat lagi, penggunaan kawat gigi anak bukan sekadar tren, sehingga Bunda juga harus mengedukasi Si Kecil tentang penggunaan dan perawatannya. Informasikan kepadanya mengenai perawatan gigi berkawat sesuai dengan saran dari dokter gigi. Ingat Bun, pemasangan kawat gigi anak harus dilakukan dokter gigi. Jangan sampai Bunda membawa Si Kecil melakukan perawatan gigi bukan dengan dokter gigi. (bee)