BENGKULUEKSPRESS.COM - Fobia ketinggian atau akrofobia merupakan ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian. Rasa takut yang dialami penderita fobia ketinggian dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti kecemasan, stres, atau panik, saat berada di tempat tinggi. Meski tidak mudah, fobia ketinggian sebenarnya dapat diatasi.
Seseorang yang menderita fobia ketinggian biasanya akan menghindari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tempat tinggi, seperti berdiri di balkon, melintasi jembatan, melihat keluar jendela dari gedung pencakar langit, atau hanya sekadar duduk di bangku stadium.
BACA JUGA:Diet Okinawa: Penerpan Aturan Makan dan Manfaatnya
Gejala Fobia Ketinggian
Penderita akrofobia bisa merasakan ketakutan, kecemasan, dan panik yang tidak terkontrol saat berada di ketinggian, meskipun situasinya tidak berbahaya. Reaksi-reaksi lain yang juga dapat muncul adalah gemetaran, dada berdebar, pusing, berkeringat dingin, mual, sesak napas, hingga pingsan.
Hanya dengan membayangkan berada di tempat tinggi saja, penderita fobia ketinggan dapat merasa takut, cemas, bahkan mengalami serangan panik. Penderita fobia ketinggian sebenarnya menyadari bahwa rasa takut yang dirasakannya tidaklah wajar, tapi mereka tetap tidak dapat meredam rasa takut tersebut.
Cara Mengatasi Fobia Ketinggian
Rasa takut akibat fobia ketinggian bisa mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Pada kondisi yang cukup parah, memanjat tangga untuk memasang tirai, mengganti lampu bohlam, atau membersihkan jendela saja sudah membuat penderitanya ketakutan. Jika sudah demikian, kondisi ini tentu perlu mendapatkan penanganan. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan untuk mengatasi fobia ketinggian:
BACA JUGA:Selain Menenangkan, Ternyata Agama Juga Bermanfaat untuk Kesehatan!
Terapi paparan
Terapi paparan dianggap sebagai salah satu terapi yang paling efektif untuk mengatasi fobia ketinggian. Dalam terapi ini, terapis akan membantu pasien untuk membuka diri secara perlahan terhadap hal yang ditakuti. Terapi ini bisa dimulai dengan melihat gambar dari sudut pandang seseorang di dalam gedung tinggi.
Pasien juga mungkin diminta menonton video orang-orang yang melintasi tali, mendaki, atau melintasi jembatan sempit.Selanjutnya, pasien mungkin diminta berdiri di balkon sambil ditemani oleh terapis. Pada tahap ini, pasien akan belajar teknik relaksasi untuk membantu mengatasi rasa takut ketika berada di ketinggian.
Terapi perilaku
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy/CBT) adalah salah satu teknik psikoterapi yang paling umum dilakukan untuk mengatasi fobia. CBT cocok bagi penderita fobia ketinggian yang belum siap menjalani terapi paparan.
BACA JUGA:Memahami Sistem Peredaran Darah Manusia Beserta Fungsinya!
Fokus terapi ini adalah mengidentifikasi dan mengubah pikiran serta reaksi negatif terhadap situasi yang menyebabkan fobia. Dengan menjalani terapi perilaku, pasien akan dibimbing untuk mengalihkan perasaan takut dan mengatasi gejala yang muncul.
Konsumsi obat penenang
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan fobia. Namun beberapa jenis obat, seperti obat pereda cemas dan antidepresan, setidaknya mampu menjadikan penderita fobia ketinggian lebih tenang dalam menghadapi kecemasannya ketika gejala muncul. Meski begitu, penggunaan obat-obatan ini harus mengikuti petunjuk dokter.
BACA JUGA:Ayo Pelajari dan Kenali Perbedaan Arteri dan Vena
Jika fobia ketinggian yang Anda alami sudah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan ke psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan. Hal ini karena tidak mungkin selamanya Anda bisa menghindari aktivitas di tempat-tempat yang tinggi, seperti menyeberangi jembatan atau naik pesawat untuk bepergian.(bee)