Inilah Perbedaan Akut dan Kronis pada Penyakit

Senin 02-12-2024,21:04 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

BENGKULUEKSPRESS.COM - Anda mungkin sering mendengar istilah penyakit akut dan kronis. Namun, apa sebenarnya perbedaan dari kedua jenis penyakit tersebut? Yuk, ketahui jawabannya dalam artikel berikut. Perbedaan akut dan kronis pada penyakit terdapat pada perjalanan penyakitnya. Penyakit dapat dikatakan akut apabila seseorang menderita suatu penyakit dalam waktu relatif singkat, yaitu kurang dari 6 bulan. Salah satu ciri khas penyakit akut adalah gejalanya muncul secara cepat atau tiba-tiba.

Sementara itu, istilah penyakit kronis digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit yang bisa diderita dalam kurun waktu lama, biasanya lebih dari  6 bulan atau bahkan bertahun-tahun. Berbeda dengan penyakit akut yang gejalanya bisa muncul tiba-tiba, penyakit kronis terkadang tidak menimbulkan gejala pada tahap awal dan gejala baru muncul ketika penyakit tersebut mulai memburuk atau semakin parah.

BACA JUGA:Ternyata Kolik pada Bayi Ditandai dengan Tangisan Berjam-jam

Jenis-Jenis Penyakit Akut
Penyakit akut biasanya muncul secara mendadak. Jika tidak segera diobati, sebagian penyakit akut bisa cepat memburuk dan menimbulkan gejala yang berat. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit akut:

1. Serangan asma
Serangan asma merupakan gejala asma yang muncul dan bisa memburuk secara mendadak. Ketika terjadi serangan asma, seseorang dapat mengalami sesak napas, napas berbunyi atau mengi, wajah pucat, keringat dingin, batuk-batuk, hingga panik dan cemas. Serangan asma dapat diatasi dan dicegah dengan menghindari faktor pemicunya. Orang yang mengalami serangan asma perlu segera mendapatkan pertolongan pertama. Bila keluhan sesak napas akibat asma tidak kunjung membaik atau sesak dirasa cukup berat, segera cari pertolongan medis terdekat.

BACA JUGA:Air Soda Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh

2. Demam berdarah
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan biasanya banyak terjadi saat musim hujan. Gejala demam berdarah umumnya berupa demam, nyeri sendi dan otot, sakit kepala atau nyeri di daerah rongga mata, tubuh terasa lemas, dan munculnya bintik-bintik kemerahan di kulit.

Ketika seseorang terkena demam berdarah, ia akan memasuki fase kritis demam berdarah pada hari ke-3 hingga ke-7 setelah gejala demam berdarah muncul. Fase kritis ini ditandai dengan demam yang mereda, namun jumlah trombosit atau keping darah akan menurun drastis.

Kondisi ini cukup berbahaya dan perlu ditangani oleh dokter karena bisa menimbulkan perdarahan spontan. Pada sebagian kasus, penderita demam berdarah bahkan bisa mengalami syok. Selama berada dalam kondisi tersebut, penderita perlu mendapat pemantauan dan penanganan oleh dokter.

BACA JUGA:Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Tubuh Tidak Bisa Dianggap Sepele

3. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Penyakit akut ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan disertai dengan demam. ISPA yang disebabkan oleh virus biasanya dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa perlu pengobatan khusus. Namun, untuk meredakan gejala, penderita dapat mengonsumsi obat flu dan batuk atau obat pereda demam yang dijual bebas seperti paracetamol.

4. Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan secara tiba-tiba. Penyakit akut ini bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke ginjal, cedera ginjal, peradangan, hingga sumbatan pada saluran urine. Gejala gagal ginjal akut bisa muncul dalam hitungan hari atau bahkan jam setelah gangguan pada ginjal terjadi. Gejalanya meliputi pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dada berdebar, nyeri dada, ruam dan gatal di kulit, mual dan muntah, demam, sakit perut dan punggung, serta tubuh terasa lemas.

BACA JUGA:Tips Memahami Label Nutrisi pada Produk Kemasan

Gagal ginjal akut merupakan penyakit akut serius yang perlu segera ditangani oleh dokter. Untuk mengobati gagal ginjal akut, dokter biasanya akan menyarankan penderita untuk menjalani rawat inap dan mengikuti diet khusus. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan dan mengarahkan penderita untuk menjalani cuci darah.

5. COVID-19
COVID-19 adalah penyakit akut yang baru ditemukan di akhir tahun 2019. Penyakit akut ini disebabkan oleh infeksi virus Corona jenis baru yang menyerang sistem pernapasan. Gejala COVID-19 bisa beragam, mulai dari gejala ringan seperti gejala flu biasa, hingga gejala berat seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Gejala-gejala ini bisa muncul dalam waktu 2–14 hari setelah penderita COVID-19 terpapar virus Corona.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang terbukti efektif dan aman untuk mengobati penyakit COVID-19. Namun, gejala penyakit ini biasanya dapat mereda dalam waktu sekitar 2 minggu. Penyakit akut ini sangat mudah menular dan belum ada vaksin yang dapat mencegah atau melindungi seseorang dari penyakut COVID-19. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran penyakit COVID-19, setiap orang dianjurkan untuk menerapkan physical distancing dan menggunakan masker setiap saat, terutama saat beraktivitas di luar rumah.

BACA JUGA:Berat Badan Turun Drastis? Begini Cara Mengatasinya

Jenis-Jenis Penyakit Kronis
Selain perjalanan penyakit yang lebih lama, penyakit kronis juga terbilang lebih kompleks dan dapat menyebabkan kondisi seseorang semakin melemah secara bertahap. Sebagian penyakit kronis juga tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Beberapa contoh penyakit yang dapat digolongkan sebagai penyakit kronis adalah:

1. Gagal jantung
Gagal jantung merupakan penyakit kronis pada jantung yang membuat jantung membengkak, sehingga mengganggu kinerja jantung dalam memompa darah. Gejala utama gagal jantung adalah sesak napas, cepat lelah, serta pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki. Gejala ini dapat berkembang secara bertahap atau terjadi secara tiba-tiba.

Pengobatan gagal jantung dilakukan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kekuatan dan fungsi jantung. Untuk mengobati penyakit kronis ini, dokter dapat menyarankan penderita gagal jantung untuk membatasi aktivitasnya, mengurangi asupan cairan dan garam, serta memberikan obat-obatan.

BACA JUGA:Bukan Hiburan Semata! 7 Manfaat Mendongeng bagi Perkembangan Anak

2. Kanker
Kanker adalah jenis penyakit kronis dengan angka kematian yang cukup tinggi. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menimbukan gejala pada tahap awal, sehingga baru terdeteksi ketika kanker sudah memasuki tahap yang berat atau stadium lanjut. Gejala kanker yang muncul tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terkena. Namun, secara umum, penderita kanker biasanya dapat mengalami beberapa tanda dan gejala berupa:

- Muncul benjolan di bagian tubuh tertentu
- Nyeri di salah satu bagian tubuh
- Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas
- Demam berkepanjangan
- Lemas dan mudah lelah
- Batuk kronis
- Mudah memar atau sering mengalami perdarahan secara spontan, misalnya mimisan atau BAB berdarah

Penyakit kronis ini perlu dideteksi sejak dini dengan pemeriksaan skrining kanker. Jika seseorang terdiagnosis kanker, dokter akan mengobati penyakit tersebut dengan kemoterapi, operasi, dan radioterapi. Penentuan jenis penanganan akan disesuaikan dengan kondisi penderita serta jenis dan stadium kanker.

BACA JUGA:Bisa Dicoba! 5 Obat Herbal Diabetes yang Ampuh dan Manjur

3. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke, jika tidak diobati. Penyakit kronis ini umumnya tidak bergejala. Biasanya, gejala hipertensi baru muncul bila tekanan darah penderitanya sudah sangat tinggi. Gejala yang dapat muncul, yaitu sakit kepala, lemas, gangguan penglihatan, nyeri dada, dada berdebar, dan sesak napas. Penyakit kronis ini bisa dicegah dan diatasi dengan cara menjalani pola gaya hidup sehat, mengurangi asupan garam, dan konsumsi obat antihipertensi sesuai resep dokter.

4. Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit kronis ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala berupa sering haus dan lapar, sering buang air kecil (terutama di malam hari), pandangan kabur, luka yang sulit sembuh, sering mengalami infeksi, kulit gatal, dan munculnya sensasi kesemutan, perih, atau mati rasa. Penyakit ini bisa diobati dengan cara menjalani pola makan sehat, menggunakan obat diabetes, dan mempertahankan berat badan ideal.

Kategori :