Ichwan Yunus Mencari Cinta (7)

Selasa 16-04-2013,13:15 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Pada masa itu, kenang Ichwan, seorang pemuda tidak bisa seenaknya bertemu dengan wanita pujaannya dimana saja yang diinginkan.  Apalagi masih dalam tahap penjajakan, sudah bisa dipastikan akan nenggunakan orang lain sebagai perantara. Orang lain yang dimaksud bisa jadi famili terdekat atau bisa saja kawan terdekat. Baik dari pihak laki-laki, maupun dari pihak wanita yang sedang dijajaki, kalau pun ingin melihat langsung, paling hanya dari kejauhan.

Setelah berkenalan satu sama lain, barulah mereka bisa bertemu langsung, tapi biasanya tetap ada orang lain (ketiga) yang menemaninya. Tempat pertemuan juga tidak sembarangan, mereka selalu menghindari tempat-tempat yang bisa mengundang perhatian orang banyak.

Adalah tabu bagi mereka mengadakan pertemuan di pinggir-pinggir jalan atau di tempat keramaian, apalagi bercengkrama disaksikan banyak orang seperti terlihat pada zaman sekarang ini. Mereka biasanya mengadakan pertemuan di rumah orang tua wanita atau rumah famili dekat wanita pujaannya.

Waktu pertemuan juga dibatasi siang hari atau sore hari sebelum larut malam. Berbeda dengan di kota, Jakarta misalnya, pergaulan muda mudi sudah relatif bebas, antara muda mudi bisa bertemu kapan dan di mana saja tanpa perantara. Mereka pun bebas mengutarakan apa saja terhadap lawan jenisnya, termasuk mungkin tentang rencana pernikahan dan sebagainya. Soal restu orang tua dan keluarga terdekat adalah urutan kesekian.

Karena memaklumi kondisi di kampung halamannya tersebut, maka Ichwan segera mengutarakan niatnya kepada Ibu dan keluarga terdekatnya. Ia sampaikan ingin segera berumah tangga, dan kalau bisa (ada dan cocok) dengan gadis Mukomuko saja.

Satu sisi, Ibu serta keluarga terdekatnya sangat gembira mendengar penuturan Ichwan yang memang sudah lama ditunggu—tunggu. Namun pada saat yang sama mereka tertegun memikirkan siapa gerangan gadis di desanya yang mau dan cocok untuk menjadi isteri Ichwan.

Mereka sama sekali tidak mengetahui jika ternyata Ichwan sudah mengantongi nama gadis desanya yang sudah mulai merenggut hatinya. Ketika ditanya apakah Ichwan sudah mempunyai incaran gadis idaman calon pendamping di desanya, ia segera menjawab singkat, sudah ada, gadis itu bernama Rosna, puteri pasangan Syahidan dan Badawiyah.

Ibu, nenek dan keluarga terdekat Ichwan tidak memerlukan keterangan lebih rinci tentang gadis yang dimaksud.  Mereka sudah mengenalnya dengan baik sejak ia terkenal sebagai motivator sekaligus penggerak berdirinya Taman Kanak-Kanak pertama di Mukomuko tiga tahun yang lalu. Sama sekali tidak ada sanggahan atau keberatan dari Ibu dan keluarga terdekat Ichwan mengenai gadis bernama Rosna.  Bahkan mereka ingin cepat-cepat mengadakan penjajakan lewat keluarga terdekat Rosna.(bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait