BENGKULUEKSPRESS.COM - Tanam benang merupakan prosedur perawatan kulit yang bertujuan untuk membuat kulit wajah terlihat kencang dan lebih muda. Metode peremajaan kulit wajah ini harganya lebih murah dari operasi, tetapi memiliki risiko yang tidak boleh diabaikan.
Tidak seperti operasi plastik, meremajakan kulit dengan tanam benang tidak membutuhkan banyak tindakan pada jaringan kulit. Benang hanya perlu ditanam di area kulit yang ingin dikencangkan, contohnya dahi, garis alis, bawah mata, pipi, rahang, dan hidung.
BACA JUGA:Mencerahkan Kulit Wajah Bisa Dilakukan dengan 8 Cara Berikut
Begini Prosedur Tanam Benang
Sebelum prosedur tanam benang dilakukan, dokter umumnya akan menyuntikkan atau mengoleskan obat bius lokal di area wajah Anda. Setelah obat bius bekerja, dokter baru memasukkan benang khusus ke bawah kulit. Benang yang tertanam di bawah kulit wajah berguna untuk merangsang pembentukan kolagen, memberikan efek penarikan pada kulit yang kendur, dan mengencangkan jaringan penyangga kulit.
Berbeda dengan tarik benang, benang yang ditanamkan pada prosedur tanam benang tidak ditarik. Hal ini membuat efek pengencangan kulit yang kendur tidak senyata tarik benang dan hasilnya pun tidak secepat tarik benang. Namun, tanam benang dapat dikerjakan pada kulit yang sudah sangat kendur. Prosedur tanam benang biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Usai menjalani tanam benang, pasien sudah bisa langsung pulang.
BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan IGD dan UGD yang Perlu Diketahui
Risiko Tanam Benang
Meski dapat mengencangkan dan menghilangkan keriput, tanam benang tetap berisiko menyebabkan efek samping. Efek samping yang biasa terjadi setelah menjalani tanam benang adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di wajah. Selain itu, prosedur ini juga mungkin untuk menyebabkan keluhan, seperti pembengkakan dan memar yang umumnya akan hilang dalam kurun waktu 1–2 hari. Wajah mungkin juga akan terasa kaku setelahnya.
Untuk membantu proses pemulihan, Anda dianjurkan untuk tidak membersihkan wajah selama 24 jam. Selain itu, hindari menggunakan pelembap selama beberapa minggu dan makeup selama beberapa hari. Untuk meredakan pembengkakan dan rasa tidak nyaman, kamu dapat mengompres wajah menggunakan kompres dingin.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sumber Kolagen Terbesar yang Bisa Kamu Konsumsi
Selain efek samping di atas, prosedur tanam benang juga berisiko menimbulkan komplikasi, seperti:
- Infeksi
- Nyeri di area ujung benang
- Akumulasi darah (hematoma)
- Benang putus, bergeser, atau muncul di permukaan kulit wajah
- Perdarahan
Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan kontrol ke dokter setelah menjalani prosedur ini guna mencegah komplikasi yang tidak diinginkan tersebut.
Ketahanan Tanam Benang
Tanam benang memang bisa membantu meremajakan kulit wajah. Dibandingkan operasi plastik, mengencangkan wajah dengan cara ini masih dapat dikatakan terjangkau. Namun, efek peremajaan kulit dengan metode tanam benang hanya bersifat sementara. Hasilnya hanya akan bertahan 1–3 tahun. Artinya, Anda perlu untuk melakukan tanam benang kembali bila ingin kulit tetap terlihat kencang dan awet muda.
BACA JUGA:Apa Sih Kegunaan Moisturizer untuk Wajah Glowing!
Karena hasil dari tanam benang terbilang natural dan hanya dapat menarik kulit sekitar beberapa milimeter, tanam benang idealnya dilakukan ketika usia mendekati 40 tahun. Bila Anda tertarik untuk melakukan tanam benang, sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, dokter dapat menilai apakah prosedur ini cocok diterapkan pada kondisi kulit Anda atau tidak.(bee)