"Teknologi ini secara teknis dan sosial ekonomi sangat cocok untuk diterapkan pada daerah dengan tenaga kerja yang terbatas serta mahal, serta kawasan yang kepemilikan lahan usaha tani yang luas," tutupnya.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dorong Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Capai Nilai Indeks Pembangunan Statistik 2024
Sementara itu, Petani di Kelurahan Semarang Kota Bengkulu, Ismail (43) menyatakan, gerakan percepatan tanam di wilayahnya dilakukan karena curah hujan selama beberapa pekan terakhir relatif tinggi.
Bahkan lahan seluas 100 hektar di wilayahnya tersebut sedang dalam proses penanaman padi.
"Kami sejak turun-temurun tanam padi saat musim penghujan dan setiap tahun hanya dua kali masa panen," tuturnya.
Meskipun hanya dua kali panen dalam setahun, Ia mengaku, hasil panen yang diperoleh petani juga cukup tinggi. Bahkan dalam satu hektar lahan mampu menghasilkan 7 ton gabah kering giling.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Tetapkan Harga Jual TBS Sawit Rp2.550 per kg
BACA JUGA:Giliran Tokoh Masyarakat Bengkulu Utara Nyatakan Dukungan Penuh untuk Pasangan Rohidin-Meriani
"Untuk hasil panen masih Alhamdulillah, 1 hektar itu bisa 7 ton, sementara kita punya 1 hektar setengah kurang lebih 11 ton dalam sekali panen," tutupnya. (Adv)