Merkuri menyebabkan reaksi iritasi pada kulit, terutama karena sifatnya yang sangat toksik. Ruam merah bisa muncul, disertai dengan rasa gatal, terbakar, atau perih.
Kulit mungkin menjadi lebih sensitif dari biasanya dan bereaksi terhadap paparan sinar matahari atau penggunaan produk lain.
Ruam ini bisa terlihat seperti reaksi alergi, tetapi sering berlanjut dan memburuk seiring waktu.
BACA JUGA:Ini Dia Tips Mengurangi Nyeri Persalinan Tanpa Disuntik
BACA JUGA:Mengenal Misophonia: Perasaan Terganggu oleh Suara Tertentu
3. Hiperpigmentasi dan Munculnya Bercak Hitam
Meski merkuri digunakan untuk mencerahkan kulit, ironisnya, pada penggunaan jangka panjang, pengguna justru bisa mengalami hiperpigmentasi.
Bercak-bercak hitam atau coklat dapat muncul di beberapa bagian wajah karena kerusakan lapisan melanin tidak merata.
Hal ini menyebabkan distribusi pigmen menjadi terganggu dan menimbulkan warna kulit yang tidak merata.
4. Kulit Menipis dan Rentan terhadap Infeksi
Merkuri merusak lapisan pelindung kulit, yang disebut stratum korneum, sehingga kulit menjadi lebih tipis dan sangat rentan terhadap cedera.
BACA JUGA:Ini Dia Tips Mengurangi Nyeri Persalinan Tanpa Disuntik
BACA JUGA:Ini Dia Perbedaan Radang Tenggorokan Dan Amandel
Luka kecil pada wajah, seperti goresan atau luka akibat jerawat, bisa menjadi sangat lambat untuk sembuh.
Kulit juga menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur karena penghalang alami tubuh melemah.
5. Jerawat Memburuk dan Pori-pori Membesar