Nilai Tukar Petani di Bengkulu Turun, Pemda Diminta Siapkan Langkah Strategis

Rabu 04-09-2024,13:30 WIB
Reporter : Mellda Windarti
Editor : Tri Yulianti

BENGKULUEKSPRESS.COM  - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan signifikan pada bulan Agustus 2024.

 Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, yang semakin hari merasakan beratnya tantangan ekonomi di tengah naiknya harga input pertanian.

Menurut laporan BPS, NTP pada bulan Agustus 2024 tercatat sebesar 185,19, turun 1,22% dibandingkan bulan Juli 2024 yang mencapai 187,47. 

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga jual hasil pertanian yang tidak sebanding dengan kenaikan harga input pertanian seperti pupuk dan bahan bakar. 

Beberapa sektor perkebunan di wilayah tersebut mengalami penurunan, yang berdampak langsung pada NTP.

"Penurunan NTP terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai usaha pertanian yang diterima petani (IT) sebesar 1,70%, terutama pada komoditas seperti kopi, kol, kubis, karet, dan tomat," kata Win Rizal dalam rilis bulanan 2 Agutus 2024

Di sisi lain kata Win, indeks yang dibayar petani (IB) hanya mengalami penurunan sebesar 0,58%, dengan komoditas utama berupa herbisida, NPK, urea, dan KCL. Oleh karena itu, penurunan NTP ini berdampak langsung pada daya beli petani.

 "Kami mencatat bahwa penurunan ini membuat kesejahteraan petani semakin tertekan. Kami berharap adanya dukungan dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi ketidakstabilan harga yang berpengaruh besar terhadap pendapatan petani," ujarnya.

Penurunan ini menjadi perhatian serius mengingat sektor pertanian merupakan salah satu sumber utama pendapatan masyarakat di Bengkulu. 

Para petani berharap agar pemerintah dapat melakukan langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

"BPS Provinsi Bengkulu menegaskan akan terus memantau perkembangan ini dan memberikan laporan berkala untuk membantu memahami dinamika pasar pertanian di wilayah tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat untuk mendukung kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani di Bengkulu," tutup Win Rizal. (Melda)

Kategori :