"Ada masalah dalam mengangkat air untuk anak-anak tukik yang menetas dan permintaan biaya operasional dari masyarakat yang menemukan telur-telur tersebut," ungkap Zulkarnedi.
Zulkarnedi pengelola konservasi penyu alun Utara-foto:istimewa-
Disisi lain, konservasi Penyu Alun Utara tidak hanya menarik minat pengunjung lokal, tetapi juga dari luar Bengkulu, bahkan dari luar negeri seperti Belanda dan Thailand, di mana mahasiswa dari negara tersebut pernah magang di sini.
Kendati masyarakat sekitar telah diberi pemahaman tentang pentingnya pelestarian penyu, tetapi masih banyak yang tidak bergabung dengan konservasi karena alasan anggaran.
Namun, mereka tetap terlibat dalam pengawasan laut melalui kelompok masyarakat pengawas (POMSMAS) yang dibina oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu.
" Kita berharap dengan dukungan pemerintah dan masyarakat setempat, wilayah konservasi sepanjang 3 KM pantai ini dapat dikembangkan menjadi taman edukasi wisata laut di masa mendatang," tutup Zulkarnedi.