BENGKULUEKSPRESS.COM – Konservasi Penyu Alun Utara, yang dikelola oleh kelompok masyarakat Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, kini berkembang menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik dan menjadi tempat praktek bagi banyak mahasiswa.
Konservasi ini didirikan oleh Zulkarnedi (55), seorang nelayan yang kini menjabat sebagai ketua kelompok pelestari penyu Alun Utara, Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sejak didirikan pada 2 Mei 2015, konservasi ini telah menjadi bagian penting dari upaya pelestarian penyu di Indonesia, sejalan dengan berbagai regulasi nasional dan internasional seperti resolusi sidang anggota World Conservation Union tahun 1963 dan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) tahun 2008.
Zulkarnedi menjelaskan bahwa kawasan konservasi ini rutin dijadikan tempat edukasi dan praktek pembelajaran bagi mahasiswa yang ingin mempelajari pelestarian penyu.
BACA JUGA:Rajanya Alpukat Kocok: Inovasi Minuman Segar yang Sukses di Bengkulu
BACA JUGA:Warung Juragan Pentol: Tempat Favorit Mahasiswa Bengkulu untuk Menikmati Bakso Murah dan Enak
"Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan edukasi tentang pelestarian penyu Alun Utara," ujar Zulkarnedi , Senin (19/8/2024)
Lanjutnya, Bengkulu Tengah merupakan salah satu daerah di Provinsi Bengkulu yang menjadi tempat penyu mendarat dan bertelur, dengan panjang garis pantai sekitar 3 KM.
Di konservasi Alun Utara, upaya pelestarian fokus pada empat jenis penyu, yaitu Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Hijau (Chelonia mydas), dan Penyu Tempayan (Caretta caretta).
Sebelumnya kata Zulkarnedi, wilayah ini juga menjadi habitat Penyu Belimbing, namun karena gangguan dan pencemaran, spesies tersebut telah bermigrasi ke tempat lain.
Konservasi ini telah berhasil melepaskan ratusan tukik ke beberapa pantai di Bengkulu, meskipun masih belum terdokumentasi secara rinci mengenai tempat penetasan tukik.
BACA JUGA:Ingin Berkunjung ke IKN, Ini 7 Rekomendasi Oleh-oleh yang Bisa Dijadikan Pilihan
"Pada 4 Mei lalu ditemukan 110 telur Penyu Lekang yang berhasil menetas pada bulan Juni. Sebanyak 93 telur Penyu Sisik yang ditemukan pada 14 Agustus juga telah menetas, dan saat ini 65 ekor penyu sudah dilepaskan. Sisa penyu yang ada di konservasi saat ini, sekitar 20 ekor dari berbagai spesies, digunakan sebagai sarana edukasi bagi pengunjung," jelasnya.
Meskipun terlihat lancar dalam pelestarian penyu ini, namun nyatanya konservasi ini menghadapi beberapa kendala, terutama terkait peralatan untuk menangani telur-telur penyu yang menetas dan biaya operasional.