3. Asam
Pada abad ke-17, tukang cukur tidak hanya berperan sebagai tukang potong rambut. Mereka juga menyediakan perawatan memutihkan gigi untuk pelanggannya.
BACA JUGA:Masih Bisa Hamil atau Tidak Saat Sperma Dikeluarkan di Luar?
Agar gigi putih, tukang cukur menggunakan asam dan mengaplikasikannya ke gigi. Sifat asam yang cukup keras memang mampu memutihkan gigi. Akan tetapi, praktik memutihkan gigi seperti ini juga dapat merusak lapisan enamel gigi.
Hilangnya lapisan enamel dapat mempengaruhi banyak hal. Selain membuat gigi jadi lebih sensitif, hilangnya enamel juga bisa berujung pada pada gigi keropos.
4. Cuka, Garam dan Madu
Di abad pertengahan, sulit untuk menemukan produk pemutih gigi. Akan tetapi, seorang ahli bedah asal Perancis merekomendasikan campuran cuka, garam yang dibakar dan madu dapat membantu memutihkan gigi.
Cara ini dinilai cukup efektif. Kandungan dalam campuran cuka, garam dan madu memang dapat membuat gigi tampak lebih putih.
BACA JUGA:Ingin Dicintai Khodam Malaikat, Lakukan Kebiasan-kebiasaan Ini
5. Fluoride
Selanjutnya, di awal abad ke-19, khasiat fluoride untuk kesehatan gigi mulai dikenal. Pada masa itu, para dokter gigi menemukan bahwa pasien yang giginya terekspos bahan kimia yang terkandung di dalam makanan dan air yang dikonsumsi, menunjukkan risiko lebih rendah terkena pembusukan gigi.
Temuan tersebut mendorong temuan-temuan lanjutan dan hingga kini, fluoride banyak ditemukan di hampir semua produk pasta gigi.
Nah, itulah cara orang pada zaman dahulu untuk mendapatkan gigi yang putih dan sehat. Menarik sekali bukan? Di zaman dahulu, memutihkan gigi memang bisa menjadi perkara yang cukup rumit.
Selain itu, belum adanya produk perawatan gigi yang efektif dan aman digunakan membuat banyak dari orang-orang zaman dulu yang memilih untuk menggunakan bahan-bahan yang cukup berisiko.