BENGKULUEKSPRESS.COM - Ada berbagai jenis jamu tradisional yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sama halnya dengan obat medis, mengonsumsi jamu tradisional juga perlu disesuaikan dengan kondisi medis yang sedang dialami. Jamu adalah obat tradisional dari rempah-rempah yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Hingga kini, jamu masih eksis dan sering dikonsumsi untuk menjaga kesehatan maupun mengobati beberapa kondisi medis.
Selain memiliki banyak manfaat, harga jamu juga relatif terjangkau. Jadi, tak heran jika berbagai jenis jamu tradisional masih dikonsumsi untuk mengobati maupun mencegah berbagai penyakit.
BACA JUGA:Kota Bengkulu Raih Juara Pertama Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
Berbagai Jenis Jamu Tradisional
Umumnya, berbagai jenis jamu tradisional mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, masih banyak manfaat jamu tradisional yang bisa didapatkan, tergantung pada bahan baku yang digunakan untuk membuat jamu. Agar tidak salah pilih, cari tahu dulu berbagai jenis jamu tradisional serta manfaatnya:
1. Kunyit asam
Kunyit asam merupakan jenis jamu tradisional yang telah lama dikenal sebagai pengobatan herbal untuk nyeri haid. Manfaat ini diperoleh dari senyawa alami curcumin pada jamu kunyit asam yang mampu mengurangi produksi senyawa prostaglandin yang menyebabkan nyeri, termasuk nyeri haid.
Kemampuan curcumin dalam meredakan nyeri haid bahkan dinilai setara dengan obat antinyeri haid. Senyawa-senyawa dalam jamu ini juga bermanfaat untuk meredakan demam, melancarkan pencernaan, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Untuk membuat jenis jamu tradisional ini, Anda cukup merebus sari kunyit dengan air asam jawa dan gula merah. Setelah matang, diamkan hingga cukup dingin untuk dikonsumsi.
BACA JUGA:Terlibat Kasus Penganiayaan, Dua Pemuda Ini Pilih Damai Lewat RJ Kejati Bengkulu
2. Temulawak
Karena manfaatnya dalam meningkatkan nafsu makan, jenis jamu tradisional yang satu ini sering kali diberikan kepada anak-anak yang susah makan. Mengonsumsi jamu temulawak pun dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar Anda terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya adalah pilek.
Temulawak juga terbukti ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit, seperti penyakit lambung, sembelit, BAB berdarah, wasir, penyakit liver, dan radang sendi. Beragam manfaat tersebut diperoleh dari 40 bahan aktif dalam temulawak yang bersifat antioksidan, antibakteri, serta antiradang. Jamu temulawak biasanya dibuat dengan merebus rimpang tersebut bersama dengan asam jawa, kencur, daun pandan, dan sedikit gula aren sebagai pemanis.
BACA JUGA:Perluas Komitmen, Safety Riding Lab Astra Honda Hadir di Tasikmalaya
3. Beras kencur
Sesuai dengan namanya, bahan baku beras kencur adalah beras dan kencur. Supaya rasanya lebih nikmat, Anda juga bisa merebus kencur dan beras yang telah direndam dengan beberapa rempah-rempah lain seperti jahe, kunyit, asam jawa, serta gula.
Jenis jamu tradisional beras kencur mengandung mineral dan berbagai senyawa aktif yang bersifat antioksidan, antibakteri, dan antiradang. Oleh karena itu, jamu beras kencur dapat memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan, mulai dari meningkatkan nafsu makan anak, mengontrol gula darah, mengatasi diare, mengatasi batuk berdahak, hingga mempercepat pemulihan pascamelahirkan.
4. Brotowali
Jenis jamu tradisional yang satu ini terkenal akan rasanya yang pahit. Namun, jamu brotowali memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Pasalnya, jamu ini kaya akan senyawa yang bersifat antioksidan. Mengonsumsi jamu brotowali dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga Anda terhindar dari berbagai penyakit. Jenis jamu tradisional ini juga bermanfaat sebagai pengobatan diabetes, radang sendi, dan penyakit kuning.
BACA JUGA:Lolos CAT, 389 Calon Anggota PPS Pilkada Kota Bengkulu Jalani Seleksi Wawancara
Anda hanya perlu merebus batang brotowali dengan air, kencur, dan daun jambu monyet selama 10–15 menit untuk membuat jamu brotowali. Lalu, minumlah air rebusan tersebut untuk mendapatkan manfaatnya.
Berbagai jenis jamu tradisional di atas bisa Anda konsumsi sesuai dengan kebutuhan. Namun, di balik berbagai manfaatnya yang menggiurkan, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi jamu dalam jangka waktu yang lama guna menghindari efek samping pada sistem pencernaan yang mungkin terjadi.(**)