Setelah aksi culik-menculik, mempelai pria akan membawa calon istrinya ke rumah kerabat. Setelah itu, pembicaraan soal pernikahan akan dibahas oleh keluarga dari kedua mempelai keesokan harinya.
Terdapat perbedaan soal mahar atau mas kawin. Bagi pria Sasak yang menikahi perempuan dari desa yang sama, hanya diwajibkan menyerahkan mas kawin Rp 100.000. Sedangkan, jika si mempelai pria menikahi gadis dari desa atau daerah lain, mas kawin yang wajib diserahkan setara dua ekor kerbau.
BACA JUGA:Menyaksikan Panorama Air Terjun Tertinggi dan Terbesar di Gorontalo
Rumah adat di Desa Sade memiliki ciri khas atau arsitektur tiga tipe rumah menurut penggunaannya. Pertama, Bale Bonter, yaitu rumah pribadi para pejabat desa. Lalu, ada Bale Kodong, rumah untuk pasangan yang baru menikah atau orang tua yang ingin menghabiskan masa tuanya.
Tipe rumah selanjutnya, Bale Tani yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat umum. Warga Sasak yang menempati Bale Tani punya kebiasaan unik membersihkan rumah menggunakan kotoran kerbau. Fungsinya, sebagai anti serangga dan menangkal serangan berbau mistis.
Ketika mengunjungi Desa Sade, wisatawan akan disambut pemandu wisata berbusana adat setempat. Para pemandu akan mengajak wisatawan berkeliling dan melihat keindahan alam serta keunikan rumah adat. Para wisatawan yang ingin berswafoto dengan latar belakang keindahan Desa Sade dapat menyewa busana adat. Selain itu, wisatawan juga dapat membeli aksesori, kain hasil tenunan, dan cenderamata yang biasanya dijajakan di depan rumah penduduk.
Itulah ulasan singkat mengenai Desa Wisata Sade, jika kamu berkunjung ke Nusa Tenggara Barat, luangkan waktumu untuk berlibur ke Desa Wisata yang satu ini. Selain menyenangkan kamu juga bisa mendapatkan pengetahuan tentang keragaman budaya dan tradisi yang ada disana.