BENGKULUEKSPRESS.COM - Anak hiperaktif bukanlah “anak nakal”. Anak yang terlalu sering bergerak atau berbicara bisa tergolong hiperaktif. Namun, bila anak hanya aktif di saat-saat yang tepat, misal di taman bermain, ini tidak tergolong hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah menjadi aktif terus-menerus dengan cara yang tidak sesuai dengan waktu atau tempat. Cara mengatasi anak hiperaktif bisa dilihat dari sisi medis dan psikologis.
Penting untuk mengetahui perbedaan antara hiperaktif dan aktif yang normal. Hal ini karena anak yang hiperaktif harus dididik dengan cara yang berbeda dari anak lainnya. Namun sebelum itu, kamu harus tahu dulu penyebab anak menjadi hiperaktif berikut ini.
BACA JUGA:Menurut Para Ahli, Begini 10 Cara Menjemur Bayi yang Benar
Ciri-ciri anak hiperaktif
Anak-anak dengan hiperaktif mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Mereka mungkin juga menunjukkan perilaku impulsif, seperti:
berbicara tidak pada gilirannya
mengaburkan hal-hal
memukul siswa lain
kesulitan diam di kursi mereka
Hal pertama yang perlu diketahui adalah bahwa hiperaktif tidak disebabkan oleh kurangnya disiplin atau kecerdasan. Pola asuh yang buruk juga tidak menyebabkannya. Usia merupakan faktor penting, terutama pada anak kecil. Butuh waktu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjaga perilaku mereka tetap terkendali.
BACA JUGA:Gus Baha Bagikan Cara Sholat Tahajud dan Witir, Amalkan untuk Meraih Pahala yang Melimpah
Tidak semua perkembangan anak berjalan dengan kecepatan yang sama. Seorang anak mungkin memiliki pengendalian diri yang baik pada usia 4 tahun sementara yang lain membutuhkan waktu hingga usia 6 tahun.
Tetapi ada satu titik di mana sebagian besar anak dalam kelompok usia memiliki kemampuan yang sama untuk tidak dapat mengelola tingkat energi mereka dan bertindak dengan cara yang tepat. Saat itulah menjadi lebih jelas bahwa seorang anak hiperaktif.
Hiperaktif dapat disebabkan oleh kondisi mental atau fisik. Misalnya, kondisi yang memengaruhi sistem saraf atau tiroid. Penyebab paling umum lainnya adalah:
ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.
Gangguan otak atau sistem saraf
Gangguan psikologis
Penggunaan obat-obatan stimulan, seperti kokain atau methamphetamine (meth)
BACA JUGA:Ini Dia 6 Manfaat Pemberian Menu MPASI untuk Bayi 6 Bulan
Cara mengatasi anak hiperaktif
Mengatasi anak hiperaktif bisa jadi sulit. Seorang anak hiperaktif bisa tampak tidak stabil, melakukan aktivitas ke aktivitas lain dengan energi yang tampaknya tak terbatas. Meskipun tidak ada jawaban yang tepat untuk menangani anak hiperaktif, beberapa tips berikut dapat membuat mengatasi anak hiperaktif sedikit lebih mudah untuk ditanggung.
1. Tetapkan batasan
Banyak orang tua lebih suka mempertahankan rumah tangga yang longgar dan santai tanpa aturan yang berlebihan. Gaya pengasuhan santai ini cocok untuk banyak anak. Anak-anak hiperaktif, bagaimanapun, cenderung mengalami kesulitan dalam lingkungan yang tidak jelas.
Jika kamu menghadapi anak hiperaktif, jaga agar rumah tetap berjalan dengan jelas dan teratur. Dengan cara ini, anak akan tahu apa yang diharapkan darinya dari hari ke hari.
BACA JUGA:Hyundai Santa Fe 2024, SUV Macho dengan Mesin Turbo dengan Fitur Canggih!
2. Fokus pada masalah anak
Penting bagi untuk memutuskan masalah mana yang layak diperjuangkan. Misal, hiperaktif disebabkan oleh gangguan psikologis yang dikenal sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Ini adalah masalah dengan kimia otak yang mempengaruhi kemampuan otak untuk menyampaikan informasi antar sel-sel otak. Oleh karena itu, ini bukan hanya soal membuat anak melihat akal. Hidup dalam batasan kehidupan sehari-hari akan menjadi perjuangan baginya, jadi fokuslah pada masalah yang benar-benar penting.
3. Gunakan instruksi kecil
Sulit bagi anak dengan ADHD untuk mengikuti dan mengingat daftar instruksi yang panjang. Sebaliknya, bagi tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pengaruhi mereka agar melihat ke matamu saat kamu menjelaskan sesuatu dan menyajikan informasi dalam potongan-potongan kecil yang mudah dicerna. Mintalah anak mengulangi kembali setiap langkah.
Menuliskan instruksi juga dapat membantu anak untuk mengikutinya. Daftar langkah demi langkah yang tertulis memungkinkan anak hiperaktif untuk fokus pada satu langkah kecil dalam satu waktu.
BACA JUGA:Warna Baru Versys-X 250 MY2023 Bikin Mata Terpesona!
4. Minimalkan gangguan
Tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi, seperti pekerjaan rumah, harus dilakukan di area yang memberikan gangguan minimal. Tempatkan anak dengan nyaman di lokasi yang jauh dari jendela dan pintu. Biarkan dia bergerak tetapi jangan biarkan dia terganggu oleh hal-hal lain. Pastikan anak mengerti bahwa dia tidak sedang dihukum. Ciptakan ruang kerja yang. Beri tahu anak bahwa ruang kerja adalah untuk membantunya berkonsentrasi dan merasa nyaman.
5. Manfaatkan penguatan positif
Penyelesaian tugas adalah perjuangan besar bagi anak hiperaktif. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk menyadari bahwa tugas tersebut layak untuk diselesaikan. Berikan pujian dan penghargaan setiap kali anak berhasil menyelesaikan tugas. Juga, izinkan dia untuk menghargai dirinya sendiri dengan memberikan tugas yang mengarah pada hadiah, seperti membuat kue.
Jangan menghukum anak karena gagal menyelesaikan daftar tugas dalam jangka waktu tertentu. Gunakan penguatan positif untuk memberi penghargaan kepada anak atas tugas yang berhasil ia selesaikan. Beri anak kebebasan untuk menyelesaikan tugas dalam urutan apa pun daripada mulai dari atas dan turun ke bawah.
BACA JUGA:Lebih Ganteng dan Lebih Tangguh! Honda Revo Facelift 2024
6. Bantu anak membuat daftar tugas
Memiliki daftar tanggung jawab ciptaannya sendiri dapat membantu anak untuk membangun kemandirian. Sebuah daftar tertulis juga memberikan anak referensi visual untuk digunakan ketika dia menjadi terganggu atau lupa apa yang seharusnya dia lakukan. Ajari anak untuk merujuk ke daftar tersebut setiap kali dia bosan atau tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya.
7. Berhati-hati dengan obat
Memang benar bahwa obat-obatan tertentu dapat membantu menyeimbangkan kimia otak dari mereka yang benar-benar membutuhkannya. Namun, obat-obatan juga membawa efek samping. Jika metode modifikasi perilaku tidak berhasil dalam jangka waktu tertentu, kamu dan dokter anak harus bekerja sama untuk memutuskan apakah pengobatan yang tepat. Namun, ini harus menjadi pilihan terakhir daripada pilihan pertama.
8. Berikan waktu bebas
Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk berlari-lari dan hanya bermain di lingkungan yang tidak terstruktur. Ketika orang tua dan guru menjadi semakin sibuk, jadwal anak-anak menjadi lebih teratur daripada sebelumnya. Pastikan bahwa setiap anak, terutama yang menunjukkan tanda-tanda hiperaktif, memiliki waktu untuk bermain di luar setiap hari.
BACA JUGA:Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Keutamaan Sholat Tahajud, Salah Satunya Sebagai Bentuk Syukur
9. Edukasi juga diri kamu
Pelajari sebanyak mungkin tentang gangguan anak. Baca dan cerna informasi apa pun yang kamu dapatkan. Mengingat bahwa informasi di Internet tidak selalu dapat diandalkan, tetap berpegang pada sumber informasi yang dapat dipercaya.Jangan biarkan diri kamu didorong untuk membuat keputusan mengenai perawatan anak. Meminta pendapat kedua dan bahkan ketiga adalah hal yang snagat disarankan.
10. Selalu konsultasikan dengan dokter
Sangat membantu untuk mempersiapkan diri dari berbagai informasi kesehatan dengan membaca dan berbicara dengan teman, tetapi selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengambil tindakan medis atau mengubah rutinitas kesehatanmu.(**)