Aleksandria tetap menjadi pusat para filsuf hingga abad ke-7 dalam sejarah dunia kuno. Semua hal besar harus berakhir dan ini berlaku bagi Aleksandria, sebagai ibu kota intelektual. Pada tahun 642 bangsa Arab yang dipimpin oleh Amr ibn al-As menginvasi Aleksandria. Kota tersebut jatuh pada tahun berikutnya. Ketika berbagai kerajaan Islam menyebar, pusat-pusat pembelajaran pertama-tama bergeser ke Damaskus dan kemudian Bagdad.
Masa keemasan Aleksandria pun berakhir dalam sejarah dunia kuno. Selama berabad-abad Perpustakaan Besarnya dibakar, dijarah, dan dibakar lagi. Sementara mercusuar dihancurkan oleh perang dan alam. Pada akhirnya sebagian besar kota kuno itu ditelan laut akibat penurunan permukaan tanah dan naiknya permukaan air laut.
BACA JUGA:Tanggal Lahir Ini Bakal Susah Kaya Lantaran Kena Kutukan dari Nenek Moyang
Namun warisan kuno kota ini masih tetap ada hingga kini. Selama berabad-abad, Aleksandria adalah tempat pertukaran pengetahuan dan gagasan secara bebas. Sementara Perpustakaan Aleksandria yang megah menjadi magnet bagi para sarjana, menampung beragam teks dari beragam budaya. Sebuah contoh cemerlang tentang apa yang terjadi ketika orang kaya dan berkuasa menggunakan kekuasaan mereka untuk kemajuan intelektual. Warisan Aleksandria adalah mercusuar pencerahan, hal ini mendorong inovasi dan membentuk jalannya sejarah manusia selama berabad-abad.(**)