Wajib Dipahami, Mitos dan Fakta Epilepsi yang Sebaiknya Diketahui

Sabtu 28-10-2023,10:40 WIB
Reporter : Asep
Editor : Rajman Azhar

Jika hal ini terjadi, maka pertolongan pertama epilepsi perlu segera diberikan.

6. Dapat Dialami Oleh Siapa Saja

Tak sedikit yang beranggapan bahwa epilepsi merupakan penyakit anak-anak. Meski usia anak-anak lebih rentan mengalami epilepsi, tak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dari segala kelompok usia dan bisa muncul kapan saja.

Mengenal Berbagai Mitos Epilepsi

Setelah mengetahui beberapa fakta epilepsi, kini saatnya memahami beberapa mitos epilepsi untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penyakit ini.

1. Tidak Bisa Diobati

Mitos yang mengatakan bahwa epilepsi merupakan penyakit mistis membuat masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif non medis untuk mengatasi kejang akibat epilepsi. 

Padahal, epilepsi merupakan suatu kondisi medis yang bisa dikontrol dengan mengonsumsi obat-obatan antiepilepsi secara rutin.

Di samping mengonsumsi obat-obatan antiepilepsi, penderita epilepsi juga disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu kambuhnya gejala epilepsi, seperti dehidrasi, demam, stres, kelelahan, kurang tidur, dan pencetus serangan kejang lainnya.

2. Penyakit Langka

Anggapan bahwa epilepsi merupakan penyakit langka tidaklah benar. Pasalnya, penyakit ini banyak dialami oleh masyarakat, di mana sebagian kasus epilepsi terjadi bersamaan dengan atau sebagai akibat dari penyakit lain, seperti autisme, cerebral palsy, Alzheimer, dan cedera otak traumatik.

Bahkan, berdasarkan data dari WHO, terdapat sekitar 50 juta orang mengidap epilepsi di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai salah satu gangguan neurologi yang cukup umum terjadi di seluruh dunia.

3. Penyakit Menular

Penderita epilepsi terkadang mengeluarkan busa dari mulut saat gejala kejangnya sedang kambuh. 

Sayangnya, banyak yang beranggapan bahwa busa tersebut dapat menularkan epilepsi, sehingga masyarakat tidak berani memberikan pertolongan.

Padahal, busa di mulut penderita epilepsi muncul dari air liur di dalam mulut. Apabila penderita mengalami kejang ketika air liur sedang penuh atau berkumpul di rongga mulut, maka kejang tersebut akan mendorong air liur keluar dari mulut. 

Kategori :