Sehingga, kesadaran masyarakat terhadap penanganan yang tepat pada epilepsi masih rendah.
Padahal, epilepsi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan aktivitas listrik pada otak.
Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu epilepsi idiopatik dan epilepsi simptomatik.
Epilepsi idiopatik atau disebut juga epilepsi primer merupakan jenis epilepsi yang tidak diketahui penyebabnya (misalnya karena kelainan genetik).
Sementara itu, epilepsi simptomatik atau disebut juga epilepsi sekunder merupakan jenis epilepsi yang dapat diketahui penyebabnya seperti karena ensefalitis, meningitis, cedera otak traumatis, sistiserkosis, tumor otak, atau stroke.
3. Kejang Tidak Hanya Dialami Penderita Epilepsi
Gejala utama epilepsi adalah kejang yang muncul secara tiba-tiba, dapat berlangsung dalam beberapa saat, dan dapat terjadi berulang kali.
Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa kejang ini tidak hanya terjadi pada penderita epilepsi.
Gejala kejang bisa terjadi akibat demam tinggi, hipoglikemia (kadar gula darah rendah), gegar otak, hingga konsumsi alkohol berlebihan. Karenanya, kejang tidak selalu berkaitan dengan epilepsi.
4. Epilepsi Dapat Dicegah
Fakta epilepsi berikutnya adalah penyakit ini bisa dicegah. Meski munculnya gejala kejang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko penyakit epilepsi.
Pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan vaksinasi kepada anak-anak, melakukan olahraga secara rutin, menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol normal, serta menghindari konsumsi alkohol dan tidak merokok.
5. Gejala Epilepsi
Fakta epilepsi yang tak kalah penting untuk dipahami adalah berkaitan dengan gejalanya. Penyakit epilepsi adalah kondisi yang memerlukan penanganan atau pertolongan pertama dengan cepat dan tepat.
Sehingga, penting bagi masyarakat, khususnya orang-orang yang berada di dekat penderita untuk memahami gejala epilepsi.
Selain kejang yang terjadi secara spontan, beberapa gejala umum dari epilepsi adalah mata mengedip dengan cepat, mata terbuka dan arah tatapan ke langit-langit, sadar tapi terlihat bingung atau hilang kesadaran setelah kejang selama beberapa menit hingga jam, otot terasa kaku, gerakan menyentak pada tangan dan kaki yang tidak terkendali, tiba-tiba terjatuh karena kehilangan kesadaran.