BACA JUGA:Kenali Ciri-ciri Penyakit Tumor dan Apa Penyebab Timbulnya Tumor
Pasien yang memiliki faktor risiko tertentu juga dapat menambah perkiraan bahwa suatu benjolan bisa jadi adalah kanker. Walaupun faktor risiko untuk tiap kanker relatif sama, tapi tetap ada perbedaan yang cukup spesifik untuk jenis kanker tertentu. Maka itu, pemeriksaan awal juga perlu diimbangi dengan pengenalan gejala dan pemeriksaan lanjutan.
Biasanya dokter akan memeriksa gejala yang ditimbulkan dari pemeriksaan fisik pasien. Jika lewat pemeriksaan fisik didapatkan benjolan dapat diraba dari luar, maka penentuan tumor jinak atau ganas dapat dilihat dari konsistensi atau tingkat kepadatan tumor, batas tepi tumor, pergerakan tumor, serta bentuk dan ukurannya.
Tumor yang merupakan kanker umumnya memiliki konsistensi relatif keras dengan batas tepi yang tidak jelas, relatif terfiksir atau terikat pada jaringan sekitarnya sehingga agak sukar digerakkan seperti ada yang menahannya, bentuknya biasanya tidak bulat sekali seperti bakso, dan ukurannya variatif mulai dari kecil sampai besar sekali.
Pemeriksaan Penunjang
Jika data-data pasien yang didapat dari anamnesa, pemeriksan fisik dan gejala sudah lengkap, diagnosis kemungkinan kanker dari suatu benjolan sudah dapat diperkirakan.
Namun, untuk lebih memperkuat dugaan ke arah kanker, diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain:
1. Ultrasonografi atau USG
Pemeriksaan ini sangat membantu untuk memperkirakan suatu benjolan adalah kanker atau bukan, serta berlaku untuk memeriksa benjolan yang teraba maupun benjolan yang berada dalam tubuh yang sulit diraba. Untuk kasus kanker payudara, USG yang baik dapat menilai benjolan yang berukuran sampai 0,5 cm dan dapat memperkirakan atau menduga apakah itu kanker atau bukan.
2. Foto Rontgen
Foto rontgen dapat melihat ada tidaknya penyebaran tumor ke paru. Namun, untuk tumor yang tumbuh di dalam rongga tubuh bagian dalam seperti rahim, leher rahim, usus, ginjal dan lainnya, diperlukan pemeriksaan CT Scan untuk memastikan tumor berasal dari jaringan atau organ tertentu dan melihat bagaimana penyebaran kanker ke jaringan sekitarnya.
BACA JUGA:Perokok Aktif, Waspadai Kanker Mulut Akibat Rokok
3. Biopsi
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan jenis biopsi aspirasi jarum halus atau FNAB yang dilanjutkan dengan pemeriksaan patologi anatomi (PA) untuk lebih memastikan lagi arah diagnosis kanker.
Dalam prosesnya, jika ukuran tumor tidak terlalu besar, semua benjolan diangkat dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total dan disebut biopsi eksisi. Jika tumor ukurannya besar, biasanya diperlukan sampel atau contoh dengan mengambil sebagian kecil dari benjolan yang ada dan disebut biopsi insisi.
Setelah dilakukan biopsi, jaringan tumor dikirim kepada seorang patolog dan diperiksa, hasilnya membutuhkan waktu 4-7 hari dalam bentuk hasil pemeriksaan PA. Hasil pemeriksaan PA ini yang menjadi golden standard atau diagnosis pasti apakah suatu benjolan merupakan tumor jinak atau ganas (kanker).