Jangan Sembarang, Ini Dia Urutan Wali Nikah Sesuai Syariat!

Senin 12-06-2023,15:30 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

Wali Nikah dalam Kitab Fath al-Qarib

Keterangan diatas diambil dari kitab Fath al-Qarib di bab nikah pasal kedua, sebagaimana berikut :

(وأولى الولاة) أي (أحق الأولياء بالتزويج الأب ثم الجد أبو الأب) ثم أبوه وهكذا ويقدم الأقرب من الأجداد على الأبعد (ثم الأخ للأب والأم) ولو عبر بالشقيق لكان أخصر (ثم الأخ للأب ثم ابن الأخ للأب والأم) وإن سفل (ثم ابن الأخ للأب) وإن سفل (ثم العم) الشقيق ثم العم للأب (ثم ابنه) أي ابن كل منهما وإن سفل (على هذا الترتيب) فيقدم ابن العم الشقيق على ابن العم للأب (فإذا عدمت العصبات) من النسب (فالمولى المعتق) الذكر (ثم عصباته) على ترتيب الإرث أما المولاة المعتقة إذا كانت حية، فيزوج عتيقها من يزوج المعتقة بالترتيب السابق في أولياء النسب، فإذا ماتت المعتقة زوج عتيقتها من له الولاء على المعتقة، ثم ابنه ثم ابن ابنه (ثم الحاكم) يزوج عند فقد الأولياء من ذلك

“Hak perwalian yang  pertama ialah bapak/ayah, kemudian kakek, lalu buyut laki–laki hingga keatas (dan didahulukan kakek yang lebih dekat daripada yang jauh). Kemudian saudara sekandung, lalu saudara sebapak, keponakan sekandung, keponakan sebapak begitu seterusnya hingga kebawah, lalu paman kandung, paman seayah, kemudian anak masing–masing dari paman sekandung dan seayah. 

BACA JUGA:Tanggal Lahir Ini Bebas Miskin karena Dilindungi Nyi Roro Kidul!

Ketentuan ini wajib secara urut. Maka keponakan paman sekandung didahulukan daripada ponakan sebapak. Apabila ahli waris ashobah (yang telah disebutkan diatas) tidak ada, maka hak perwaliannya adalah pemerdeka budak laki–laki (sayyid) kemudian ahli waris ashobah.

Adapun perwalian pemerdeka budak perempuan (sayyidah) apabila ia masih hidup, maka sayyid menikahkan budaknya kepada orang yang akan menikahi budak perempuannya secara urutan yang telah dijelaskan pada urutan wali secara nasab.

BACA JUGA:Ada Gangguan Gaib, 3 Tanggal Lahir yang Keluarganya Berpotensi Hancur!

Apabila sayyidah mati, maka orang yang memerdekakan sayyidahnya menikahkan pada budak perempuan tersebut, lalu anak–cucunya. (terakhir) adalah hakim yang menikahkan ketika tidak ada wali dari ketentuan diatas.” Wallahu a’lam. (**)

Kategori :