Puluhan Jurnalis Bengkulu Ikuti Pelatihan Keamanan Digital dan Fisik, Materinya Penting untuk Jurnalis

Sabtu 10-06-2023,11:37 WIB
Reporter : Tri Yulianti
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu, mengelar training Digital and Physical Safety Training for Journalists di Provinsi Bengkulu, Sabtu, (10/6/2023) di Hotel Grage Horizon Bengkulu.

Training yang didukung Canada Embassy, Netherland Embassy, U.S. Agency for Global Media (USAGM) dan AJI Indonesia ini diikuti sebanyak 25 peserta dari 5 kabupaten/kota di Bengkulu. 

Seperti, jurnalis dari Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kota Bengkulu. Mereka berasal dari berbagai media. Mulai cetak, digital, televisi dan radio. 

Disampaikan Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina, kegiatan pelatihan ini merupakan rencana tindak lanjut dari pelatihan serupa yang telah dilaksanakan di Kamboja bersama Koalisi Jurnalis Regional, Asia Tenggara pada Selasa - Kamis, (13-15 Desember 2022). 

BACA JUGA:Kapolda Jamin Keamanan Pantai Panjang, Kerahkan Personel untuk Patroli di Kawasan Rawan

BACA JUGA:36 Wartawan Bengkulu Ikuti Uji Kompetensi, Dewan Pers: Agar Bisa Bedakan Mana yang Wartawan dan Bukan

Masih kata Ketua Aji Bengkulu, kegiatan ini akan berlangsung secara serempak di 5 negara Asia Tenggara. Seperti, Malaysia, Kamboja, Filipina, Timor Leste, dan Indonesia. Di mana training ini merupakan upaya menguatkan perlindungan serta advokasi isu kebebasan pers di level regional.

''Peserta Digital and Physical Safety Training for Journalists ini dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Mereka berasal dari berbagai media. Mulai dari Cetak, daring, televisi dan radio,'' kata Yunike, Sabtu (10/6/2023). 

Materi yang diberikan ke jurnalis ini, lanjutnya, mulai dari materi Physical Safety: mengapa keselamatan meliput penting, assessment dan stategi perlindungan keamanan bagi jurnalis, menghadapi bahaya saat melakukan peliputan.

Lalu, materi Physical Safety : komunikasi dan negosiasi, kekerasan seksual pada jurnalis, literasi dan kekerasan digital, keamanan perangkat, mengelola identitas, kesehatan digital, dan materi Physical Safety: keamanan komunikasi.

Materi yang disampaikan Trainer Digital and Physical Safety, Adi Marsiela, Koordinator Bidang Internet AJI Indonesia dan Nani Afrida, Koordinator Bidang Gender, Anak dan Kelompok Marjinal AJI Indonesia ini, sambung Yunike, peserta mendapatkan pengetahuan dasar terkait dengan perlindungan keamanan digital dan fisik dalam liputan.

''Harapannya, peserta dapat mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik sehari-hari serta mengetahui langkah-langkah dalam melakukan liputan di wilayah berbahaya. Keselamatan saat liputan itu penting!,'' pungkas Yunike. 

Selain itu, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran jurnalis dalam melakukan upaya proteksi diri, baik sebelum melakukan kerja-kerja jurnalistik, terutama ketika berada di wilayah berisiko tinggi maupun setelah mendapatkan kekerasan dalam aspek apapun. 

Untuk diketahui, kebebasan pers di Indonesia hingga kini masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya laporan kekerasan yang mengancam para jurnalis, terutama mereka yang bersikap berani dan kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

Dari catatan AJI Indonesia, sepanjang tahun 2022 terdapat 61 kasus dilaporkan. Jumlah ini meningkat sebanyak 70% dari tahun sebelumnya. Jika berdasarkan jenis kasus, kekerasan fisik, serangan digital, dan teror serta intimidasi merupakan laporan terbanyak yang sering dihadapi oleh para jurnalis. 

Kategori :