BENGKULUEKSPRESS.COM - Ayat seribu dinar, atau yang dalam bahasa Arab disebut ayat al-maal, merupakan salah satu ayat dalam Al-Quran yang sangat terkenal. Ayat seribu dinar merupakan bacaan doa yang dianjurkan untuk dibaca oleh umat muslim.
Ayat seribu dinar merupakan salah satu amalan yang dipercaya bisa membuka rezeki, perlindungan diri, serta kemudahan urusan. Bacaan ayat seribu dinar ini terbilang cukup pendek sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari laman Baznas, ayat seribu dinar merupakan salah satu ayat Al-Qurang yang memiliki keistimewaan. Ayat ini diyakini dapat mendatangkan rezeki dari Allah SWT, banyak umat Islam yang meyakini dan mengamalkan ayat seribu dinar ini.
Selain diyakini mampu mendatangkan rezeki, ayat ini diyakini juga dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Ayat Seribu Dinar
Keutamaan ayat seribu dinar membuat banyak umat Islam mengamalkan ayat tersebut sebagai doa memohon rezeki dari Allah SWT. Ayat ini biasa dibaca setiap hari setelah salat fardhu.
Berikut bacaan ayat seribu dinar:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Wa may yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajā Wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā
Artinya: Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.
BACA JUGA:Zikir Pamungkas Pelancar Rezeki Mbah Moen: Baca 129 Kali Usai Sholat ini
Tata Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar
Berikut ini acara mengamalkan ayat seribu dinar:
- Rutin diamalkan tiga hari berturut-turut, bisa di hari Rabu, Kamis, dan Jumat.
- Dilafalkan setelah melaksanakan salat Maghrib, tanpa diselingi dengan perbuatan, perkataan, maupun bacaan lain.