Bangsa ini tidak boleh kehilangan waktu, bonus demografi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, bagaimana agar generasi baru bangsa Indonesia tumbuh sehat dengan kecukupan nutrisi.
Pengalaman menunjukkan bahwa investasi pada generasi baru dalam bidang pendidikan dan kesehatan adalah jalan menuju masyarakat yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan.
Tanpa pendidikan dan nutrisi yang cukup, generasi baru sebagai bagian dari bonus demografi akan sulit berkontribusi besar pada pembangunan. Generasi 2045 diharapkan memiliki kompetensi global, dengan tetap berpegang teguh pada semangat kebangsaan.
Tahun 2045 memang masih 22 tahun lagi, namun sumber daya manusia (SDM) yang akan memegang peranan strategis pada tahun-tahun tersebut harus segera disiapkan.
Selain kesehatan, pendidikan juga penting dalam membangun generasi masa depan yang kompetitif.
Merujuk hasil survei sebuah harian nasional, saat ini masyarakat sudah terbiasa mengonsumsi minim gizi. Makanan minim gizi yang paling digemari adalah makanan siap saji rendah nutrisi alami, seperti gorengan, mi instan, burger, dan juga makanan beku.
Di tengah ekosistem makanan rendah gizi, pengetahuan masyarakat memegang peran penting.
Semua masih bisa merasa lega bahwa masyarakat sejatinya memiliki kemauan untuk membekali diri dengan pengetahuan. Kecukupan gizi bagi generasi baru perlu ada afirmasi dari seluruh elemen masyarakat, yakni soal arti penting mengonsumsi sayuran dan buah yang banyak mengandung asupan serat, vitamin, mineral, dan fitokimia.
Hal ini penting mengingat minimnya tingkat konsumsi buah dan sayuran terlalu berisiko bagi kualitas generasi baru menuju Indonesia Emas 2045.
Fungsionaris parpol pun harus ikut berperan dalam sosialisasi mengonsumsi makanan bergizi dan sehat, seperti banyak serat, sayur, serta buah, dalam rangka penyiapan generasi baru untuk Indonesia Emas 2045.
Khusus bagi generasi muda, perlu dipacu dalam mengejar kualitas pendidikan, sehingga mampu bersaing dengan golongan terpelajar negara lain.
Generasi baru tidak akan berkembang dengan baik jika lingkungan tidak kondusif, termasuk masih maraknya fenomena korupsi.
Kemajuan pendidikan itu hasil kerja kolektif, sehingga sangat disayangkan bila praktik korupsi masih terjadi, sehingga menjadi ancaman bagi pengembangan SDM generasi baru.
Dampak pada nutrisi
Setiap rezim memiliki strategi memberantas korupsi, agar jangan sampai korupsi terus terjadi.
Dalam dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo, praktik pemberantasan korupsi terasa dilakukan, namun sekecil apapun celah dari aspek regulasi harus dihilangkan.