BENGKULUEKSPRESS.COM - Orang kaya ada-ada saja tingkahnya kalau kebanyakan orang. Sosok wanita asal Surabaya, Jawa Timur, ini contohnya. Mengaku bosan kebanyakan uang, dia mewakafkan hotel dan restorannya untuk dijadikan sekolah.
Namanya Siti Aisyah.Wanita asal Surabaya ini viral karena mewakafkan hotel dan restorannya untuk dijadikan sekolah. Kisah kedermawanannya terangkum dalam kanal YouTube Cinta Quran TV.
BACA JUGA: KEREN! Mesin Pencari Google Bakal Pakai Suara Manusia
Siti Aisyah sendiri adalah seorang pengusaha. Salah satu usahanya adalah restoran Pecel Pincuk Surabaya. Dia mengaku ikhlas menyisihkan hartanya untuk kepentingan umum. Siti Aisyah juga mengaku apa yang terjadi pada dirinya sekarang adalah kehendak Allah. Hatinya digerakkan oleh Allah, akunya.
Tak ingin "masuk surga sendirian", Siti Aisyah juga menularkan kebiasaannya bersedekah kepada anak-anaknya. Sudah tak terhitung berapa jumlah harta yang sudah dia wakafkan, meski begitu wanita berjilbab itu mengaku tak pernah merasa kehilangan.
BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Bocorkan Rahasia Jadi Kaya dalam Islam, Ternyata Begini
Alih-alih, dia justru merasa mendapatkan banyak kebahagiaan karena selalu berbagi dengan sesamanya."Itu menurut saya masih sangat kecil," katanya.
"Jadi rasa bahagia itu yang tidak ternilai dengan miliaran tadi, yang didatangkan oleh Allah."
Dia mengaku, setiap berbagi dia selalu merasakan kebahagiaan. Misalnya, ketika ia mewakafkan sebuah restoran miliknya di sebuah jalan utama di Kota Surabaya, yang nilainya puluhan miliar. Ia mengakui bahwa hartanya senilai miliaran rupiah hilang, namun Aisyah merasa hartanya tidak pernah habis.
BACA JUGA:Ini Dia Deretan Senjata Canggih Buatan Indonesia yang Laku di Pasar Amerika Serikat!
“Kan sesuai janji Allah. Berbagi 1 diganti 10. Ada yang lebih dalam lagi Al Baqarah, 1 diganti 700 kali. Kenapa harus takut? Kenapa harus pelit di jalan Allah?” ujarnya.
Aisyah lantas bercerita bahwa kebiasannya bersedekah dan berwakaf didapat dari ajaran dan contoh yang diberikan oleh orang tuanya. “Tapi saya belum ada apa-apanya dibanding orang tua saya kalau masalah sedekah,” tuturnya.
Bahkan, orang tuanya selalu menghajikan guru ngaji yang belum berhaji setiap tahun sampai mewakafkah tanah dan harta. “Tanah di mana-mana, panggil…kasih. Anak-anaknya nggak ada yang dikasih (tanah). Anak harus berjuang, kata orang tua saja,” bebernya.
Ia menegaskan, harta yang didapatnya itu merupakan titipan Allah untuk diberikan kepada yang membutuhkan. “Itu tugas kita. Allah menitipkan harta itu kan bukan buat beli kapal pesiar, tas Hermes (harga Rp1 miliar) walau bisa,” ungkap dia.
Dia menyatakan, jika diharuskan memilih uang Rp1 miliar untuk membeli tas Hermes, ia akan memilih menggunakan uang itu untuk membangun masjid. “Saya tidak punya tas branded, saya tidak punya…sama sekali tidak punya. Saya ingin dapat branded Allah saja, doakan,” ujarnya.