ANWAR IBRAHIM SANG INDONESIANIS

Minggu 27-11-2022,20:48 WIB

Catatan Zacky Antony

ANWAR IBRAHIM adalah simbol keteguhan. Dia bak batu karang yang kokoh. Tak mempan dihantam gelombang. Selama dua dekade keluar masuk penjara, tak pernah menyerah. cita-citanya adalah melakukan reformasi di Malaysia. Api idealisme suami Wan Azizah Wan Ismail ini mulai menyala di masa muda. Api itu tak pernah padam, meskipun dua kali diseret ke penjara. Pertama karena tuduhan  korupsi. Kedua karena tuduhan sodomi.

Seperti kata Pablo Picasso, tujuan hanya dapat dicapai melalui kendraan rencana, di mana kita harus sangat percaya dan di atasnya kita harus bertindak dengan penuh semangat. Tidak ada jalan lain untuk sukses. Anwar Ibrahim yang lahir 24 Agustus 1947 tidak mengubah garis perjuangannya untuk melakukan perubahan. 

Tanggal 24 November 2022, Anwar Ibrahim akhirnya benar-benar meraih sukses tersebut. Dia dilantik menjadi PM Malaysia ke-10 usai partai koalisi yang dipimpinnya meraih 82 kursi. Meski tidak menjadi mayoritas, unggul tipis dibanding koalisi Muhyidin Yassin, tapi capaian ini membuktikan Anwar Ibrahim telah mencapai puncak perjuangannya. 

Anwar adalah segelintir tokoh Malaysia yang sangat memahami Indonesia. Boleh dibilang dia adalah seorang Indonesianis. Dia mengagumi motto bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Tidak heran kalau dia begitu populer di Indonesia. Dia berkawan baik dengan tokoh-tokoh penting negeri ini seperti Abdurrahman Wahid, BJ. Habibi, Jusuf Kalla, Rizal Ramli hingga Jokowi. Dia juga banyak terinspirasi pepatah-pepatah minang. Disamping juga sangat hapal kisah si Malin Kundang anak durhaka. 

BACA JUGA:Porwanas yang Bersejarah

Anwar mengambil sisi positif gerakan reformasi yang telah mengubah banyak hal di Indonesia. Dia coba menerapkan perubahan itu di negerinya. Dia menterjemahkan filosofi hidup Frederick Douglass, seorang reformasi Amerika bahwa tidak ada perjuangan berarti tidak ada kemajuan. Sama seperti halnya Indonesia di era Soeharto, Malaysia mencapai kemajuan di bidang ekonomi dan pembangunan. Tapi Malaysia mengalami kemunduran dari segi demokrasi dan kebebasan. Perut kenyang, tapi mulut dilakban. 

Anwar Ibrahim menginginkan kedua-duanya. Perut kenyang. tapi juga disertai kebebasan, pemerataan ekonomi dan keadilan hukum. Api idealismenya berkobar-kobar kembali. Dalam banyak  hal, dia melihat Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam demokrasi. Sudah semakin matang pula melaksanakan Pilpres dan Pilkada langsung.

Tapi saat itu cita-citanya dihadang tembok tebal. Mahathir Muhammad masih terlalu kuat. UMNO sama kuatnya seperti Golkar di Indonesia pada zaman orde baru. Dan dia harus menerima risiko ambisi politiknya tersebut. Tahun 1998 Anwar Ibrahim dipecat dari Deputi PM Malaysia. 

Berlakulah adagium politik bahwa there is no permanen friend, but permanen interest. Tidak ada teman yang abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi. Sejak saat itu semua berubah. Anwar Ibrahim yang tadinya sekutu paling dekat Mahathir, berubah menjadi musuh utama Mahathir. 

Setahun setelah dipecat dari UMNO, Anwar Ibrahim dijebloskan ke penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi. Tapi Mahkamah Agung Malaysia membebaskannya tahun 2004.  Setelah bebas dia merintis cita-cita reformasi di Malaysia dengan mendirikan Partai Keadilan Rakyat sebagai kendaraan. Dia meresapi betul nasihat Mahatma Gandi bahwa masa depan bergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Pelan-pelan dia menabur benih pemikiran tentang perubahan Malaysia yang lebih bebas dan berkeadilan. 

Setelah era Mahathir Muhammad berakhir, Anwar Ibrahim telah menjelma menjadi tokoh oposisi utama Malaysia. Dia mendapat sokongan moril luar biasa dari sang istri tercinta Wan Azizah Wan Ismail serta enam orang anaknya. Yang paling menonjol dan tampak mewarisi darah politik sang ayah adalah si sulung Nurul Izzah.

Selama 2015 – 2018, Anwar Ibrahim memimpin gerakan oposisi dari penjara. Dia kembali dijerat dengan tuduhan sodomi. Selepas dari penjara, dia justru berkoalisi dengan musuh politiknya, Mahathir Muhammad. Saat itu, tanda-tanda Anwar Ibrahim bakal menjadi PM sudah terlihat. Mahathir yang kembali menjadi  PM Malaysia pada usia 93 tahun, menyatakan akan menjabat sementara waktu. Setelahnya jabatan PM akan diemban Anwar Ibrahim. Tapi koalisi ini cuma berumur 22 bulan. 

Garis tangan manusia tidak ada yang tahu. Setelah 24 tahun berjuang dalam segala penderitaan  dan kepahitan, dicampakkan dan direndahkan, Anwar Ibrahim memenangi Pemilu Malaysia. Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim meraih 82 kursi. Disusul koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yassin dengan 73 kursi. Butuh 112 kursi dari total 222 kursi untuk menguasai mayoritas parlemen dan memimpin pemerintahan. Meski tidak memiliki kursi mayoritas, tapi Raja Malaysia yang memiliki kewenangan menunjuk PM, akhirnya memilih Anwar Ibrahim sebagai PM.

Perjalanan panjang dan berliku Anwar Ibrahim adalah   cerminan kata-kata Winston Churcil bahwa kesuksesan  terdiri dari kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan antusiasme. Dan Anwar Ibrahim tetap menjaga nyala api idealisme masa mudanya. Gebrakan pertama, dia menolak menerima gaji sebagai PM Malaysia yang besarannya sekitar RM 80.000 atau setara Rp 280 juta per bulan.

Kategori :