BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menekankan 100 persen capaian vaksinasi. Target itu, harus dicapai sampai akhir Maret ini. Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah mengatakan, capaian tersebut harus terus digenjot.
Agar menjelang bulan ramadan dan hari raya idul fitri, tidak terjadi pembatasan kegiatan.
"Jadi bulan ramadan itu, kalau ada pelonggaran jadi bisa aman," terang Rohidin kepada BE, Kamis (10/3/2022).
Dijelaskannya, capaian vaksinasi saat ini di Provinsi Bengkulu sudah diatas 89 persen. Rata-rata di 10 kabupaten/kota capaiannya sudah diatas 84 persen. Bahkan ada 4 daerah dengan capaian diatas 90 persen.
Diantaranya, Bengkulu Tengah 96 persen lebih, Kota Bengkulu diatas 92 persen, Bengkulu Selatan dan Kaur diatas 90 persen.
"Posisi sekarang, Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah sudah aman. Tinggal daerah lain, yang perlu digejot lagi," tambahnya.
Rohidin menekankan, pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Agar setelah divaksin, bisa hidup berdampingan dengan satu sama lain. Hal itu juga untuk kebaikan kesehatan masyarakat itu sendiri.
"Ya supaya kita bisa hidup bersampingan, ketika sudah vaksin," tutur Rohidin.
Terlebih saat ini, aturan pelayanan umum, menurut Rohidin sudah mulai dicabut larangan-larangannya. Baik itu syarat perjalanan, wajib menggunakan hasil rapid test maupun swab PCR. Ketika semua larangan telah dicabut, maka bagi yang belum divaksin akan rentan terpapar.
Begitupun yang telah divaksin, juga akan tetap berpotensi terpapar dari orang yang belum divaksin.
"Ini membayakan bagi yang bersangkutan (belum divaksin)," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H Herwan Antoni SKM MKes MSi mengatakan, target capaian 100 persen vaksinasi itu, untuk merubah status pandemi menjadi endemi di Provinsi Bengkulu. Artinya, jika telah status endemi maka wabah penyakit itu hanya terbatas di area tertentu.
Sementara pandemi masih menyebar luas pada wilayah yang terdampak.
"Perubahan status ini masih dipersiapan dari pusat," ungkap Herwan.
Untuk merubah status endemi itu, tidak hanya 100 persen vaksinasi dosis pertama. Namun untuk dosis kedua, juga wajib mencapai 70 persen. Sementara Bengkulu, posisi saat ini dosis kedua baru 68 persen.
Tidak hanya itu, syarat lain seperti angka kasus penyebaran harus dibawah 1,6 persen. Artinya kasus harus terkendali. Jika ada 1 kasus tidak menyebar ke orang lain.
"Kalau beberapa hari ini, bisa 70 persen dosis kedua, Bengkulu bisa ditetapkan sebagai provinsi yang memenuh syarat," ujarnya.
Disamping itu, Bengkulu yang saat ini terbatas dosis vaksin lantaran kadaluarsa. Dalam beberapa waktu dekat ini, akan kembali mendapatkan kiriman vaksin. Hanya saja vaksin yang dikirim dari pusat itu, jenis vaksin baru bersana covovax. Vaksin ini diproduksi oleh Serum Institute of India.
Efek samping dari vaksin covovax ini, hampir sama dengan vaksin lainnya. Seperti nyeri lokal, tenderness, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot hingga demam.
"Vaksin akan datang ke Bengkulu, sekitar 7 ribu dosis vaksin, jenis covovax untuk 18 tahun keatas," tuturnya.
Vaksin covovax yang dikirim ke Bengkulu ini memiliki waktu kadaluarsa sangat singkat. Jika tidak habis sampai 31 Maret ini, vaksin akan masuk tanggal kadaluarsa. Kondisi vaksin yang dikitim itu, tidak hanya untuk Bengkulu, namun juga dialami oleh daerah lain.
"Waktinya memang dekat semua. Mau tidak mau harus dikerjakan. Diekesekusi, harus dijalankan vaksinasinya," tutupnya. (adv)