Prosesi Tabut Tebuang, Tanda Berakhirnya Rangkaian Festival dan Ritual Tabut

Senin 08-08-2022,16:17 WIB
Reporter : asuary
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pelepasan prosesi tabut tebuang, Senin (8/8) siang di Kota Bengkulu, menjadi akhir dari rangkaian festival dan ritual tabut yang berlangsung selama 10 hari. Ribuan masyarakat menyaksikan prosesi tabut tebuang.

Gubernur Bengkulu, DR drh Rohidin Mersyah MMA yang mendapat gelar Tuan Rajo Agung saat melepas tabut tebuang di Balai Raya Semarak Bengkulu, mengungkapkan, prosesi tabut tebuang ini merupakan tanda berakhirnya festival tabut.

Festival yang sudah menjadi tradisi budaya yang diselenggarakan setiap tahunnya, selain memperingati tahun baru Hijiriah dan juga memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein dalam perang di Padang Karbala, Irak.

BACA JUGA:Tahun Depan Festival Tabut Dicanangkan Jadi Festival Internasional

"Prosesi penutupan festival tabut yang setiap tahun kita laksanakan dalam rangka menyambut tahun baru Hijiriah, alhamdulillah semua rangkaian sudah kita lewati meskipun masih ada kekurangan," ujar Rohidin.

Festival tabut yang saat ini sudah menjadi ciri khas budaya Bengkulu sudah diakui ditingkat Nasional, yang dalam waktu 3 tahun terakhir selalu masuk kedalam Kharisma Event Nasional (KEN).

Berdasarkan penggolongannya ada dua jenis, yaitu tabut sakral dan pembangunan. Tabut sakral memiliki 3 jari atau tiang, lalu pembangunan dilengkapi replika hiasan hewan untuk memperindah.

BACA JUGA:Prosesi Pamit kepada Rajo Agung dan Pengambilan Tanah Tanda Dimulainya Tabut Bengkulu

Ritual diawali pelepasan Keluarga Tabut dan pengambilan tanah yang diambil di 2 lokasi, Tapak Padri dan belakang Hotel Grage Horizon Pantai Panjang. Tanah ini memiliki makna. Manusia berasal dan akan kembali ke tanah. Berikutnya, dilakukan ritual cuci penja, adalah tempat pusaka dan tanah. Posisinya menjadi paling dasar dari tabut.

Setelah mencuci penja, ritual dilanjutkan dengan menjara 1 dan 2. Menjara menjadi duplikasi perjalanan Husein menuju Karbala dan replika prosesi pembuangan tabut, menjadi akhir pelaksanaan festival tabut

Dilanjutkan ritual arak jari-jari dan arak sorban yang menjadi simbol bila Sorban milik Husein sudah ditemukan dan direbut kembali. Bila Arak Sorban sudah dilakukan, ritual berikutnya adalah Gam, yang menjadi moment masa berkabung usai wafatnya Husein. Saat berkabung, beragam aktivitas akan dilarang, termasuk alat musik Dol juga tidak boleh dibunyikan.

Berikutnya, Tabut Naik Puncak (Pangkek), puncak dari rangkaian ritual ini adalah Pelepasan Tabut Menuju Karbala, dalam arak arakan kali ini diikuti oleh 19 Tabut dengan 7 tabut Imam dan 9 tabut budaya, dan juga 10 telong - telong dan ikan - ikan.

Berdasarkan berbagai tinjauan secara akademis, baik secara historis, filosofis dan budaya serta kelembagaan yang secara turun menurun dari generasi ke generasi. Kementerian Pariwisata menganggap layak tabut menjadi festival internasional.

"Hasil dari tinjauan akademis, filosofis dan budaya serta aspek kelembagaan dari Kementerian Par dan Ekraf menyatakan, festival tabut layak menjadi event internasional," jelas Rohidin.

Disisi lain, Ketua Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bencolen, Syafril yang akrab disapa Mamuk, berharap usai pelaksanaan festival tabut tahun ini, dapat segera mempersiapkan agenda festival tabut tahun 2023 yang dijanjikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno beberapa waktu yang lalu.

Tags :
Kategori :

Terkait