Beres.
Kami tidak kapok. Ingin coba lagi ke Takeran pakai Tesla. Sekalian riset kecil-kecilan:
apakah ketika Kang Sahidin diganti Mas Tomy ada bedanya.
Ada. Sedikit. Sedikit sekali.
Waktu dari Jakarta –exit tol Ngawi– saya mampir di pusat Jamaah Tabligh di Temboro,
antara Ngawi dan Takeran. Saya lupa ingatkan kembali Mas Tomy: hemat listrik!
Saya tiba lebih dulu di Takeran. Mas Tomy tiba ketika saya sudah selesai rapat. Kami pun
langsung balik ke Surabaya. Saya lihat layar di mobil: tinggal 160 km. Pasti tidak cukup.
Saya lihat di Google: jarak Takeran-Surabaya 180 km.
Lanjut. Jalan terus. Will be, will be. Mungkin bisa charging di rest area dekat Mojokerto.
Benar. Sampai menjelang rest area (Km 695) itu tinggal 30 km. Pasti tidak cukup. Ternyata
tidak ada charging di situ.
Mas Tomy minta saya duluan ke Surabaya. Agar tidak menunda rapat. Ia tetap di rest area.
Ia akan cari jalan untuk mengatasinya.
Mas Tomy pun telepon kantor PLN Mojokerto. Tidak punya fasilitas charging. Ia juga
telepon Hyundai. Sebenarnya Hyundai punya mobil charging. Bisa bergerak ke mana pun.