Gas Subsidi Gratis Masyarakat Tak Mampu
Sabtu 25-12-2021,22:46 WIB
Reporter : Iyud Mursito
Editor : Iyud Mursito
Oleh : Eryza,
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Unib.
BENTUK kepedulian Pemerintah Kota Bengkulu kepada masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 Kg, Walikota Bengkulu, Helmi Hasan, mengeluarkan Surat Edaran terkait penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung ukuran 3 Kg tepat sasaran. Berdasarkan Surat Edaran Nomor : 700/29/Disperindag/2021 tanggal 16 September 2021, penggunaan LPG tabung gas 3 Kg mempunyai kekhususan yang hanya diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga dan usaha mikro.
Maka untuk mengantisipasi agar penggunaan LPG tabung gas 3 Kg tepat sasaran, Pemerintah Kota Bengkulu menghimbau agar : Pertama, LPG tabung gas 3 Kg diperuntukkan untuk warga sekitar dengan menunjukkan KTP/KK. Kedua, menjual LPG tabung gas 3 Kg sesuai dengan harga yang telah ditetapkan dan tida melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp. 15.300,- (Lima Belas Ribu Tiga Ratus Rupiah). Ketiga, tidak menjual LPG 3 Kg bersubsidi ke warung warung.
Sebagai bentuk kebijakan berikutnya, Walikota Bengkulu Helmi Hasan membuat program membagikan gas subsidi gratis kepada masyarakat kurang mampu. Sebanyak 31 ribu tabung gas disiapkan untuk dibagikan kepada warga miskin di Kota Bengkulu. Angka 31 ribu tersebut sesuai dengan pendataan dan kriteria warga yang berhak menerima.
Namun, kebijakan ini justru dianggap semakin membuat peredaran gas 3 Kg hilang dari peredaran. Hal ini membuat sebagian masyarakat kesulitan mendapatkan gas tersebut. Terutama pelaku UMKM. Tidak semua warga miskin mendapatkan gas secara gratis tersebut. Bisa jadi kurangnya sosialisasi cara mendapatkan gas tersebut tidak sepenuhnya diketahui masyarakat. Kebijakan walikota uang dipublis di media massa ini justru mendapatkan banyak respon masyarakat. Meski niat Pemerintah Kota Bengkulu itu baik, namun sebagian masyarakat justru menuding kebijakan gas subsidi gratis memiliki kepentingan politis.
Kebijakan itu memanfaatkan susahnya mendapatkan gas yang sedang langka, atau bisa juga ada oknum yang sengaja menahan atau mempersulit, sehingga menimbulkan kelangkaan gas. Sehingga nantinya dengan adanya program wali kota dengan mensubsidi gas gratis, masyarakat miskin mendapatkan respon yang baik untuk kepentingan politik.
Kesimpang siuran cara pandang seperti ini bisa terjadi karena tidak ada informasi yang jelas atau fakta tentang penyebab kelangkaan gas di Bengkulu. Sebagaimana Teori komunikasi dua tahap atau two step flow theory dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet di tahun 1944. Teori ini kemudian di kembangakan oleh Elihu Katz, pada 1955. Secara garis besar, teori ini menjelaskan tentang efek media massa terhadap masyarakat.
Efek yang dimaksudkan tersebut tidak memengaruhi pilihan atau sikap masyarakat secara langsung. Maka dari itu pemerintah harusnya menciptakan inovasi yang lebih maju seperti halnya melakukan kerja sama antar pemerintah atau mengsinerginitaskan pemerintah dengan perusahaan swasta lainnya guna untuk mengupayakan pengadaan gas. Ataupun menggandeng perusahan gas alam untuk mengajak masyarakat berupaya membuat sebuah inovasi baru selain gas agar mendapatkan alternative lain.
Namun sejauh ini yang dilakukan pemerintahan Bengkulu dengan mengadakannya subsidi gas kepada masyarakat sudah cukup andil dalam mengambil langkah cepat untuk menggulangi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya melakukan subsidi gas gratis kepada masyarakat kurang mampu, untuk kedepannya pemerintah diharapkan lebih cepat dalam mengambil langkah agar lebih maju. (*)
Tags :
Kategori :