Rina Sulastry S.Sos Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu
Teknologi informasi di era global modern saat ini telah berkembang pesat dalam kehidupan masyarakat terutama di kalangan remaja. Dalam kata lain teknologi informas sudah menjadi bagian vital dalam kehidupan masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari remaja yang menggunakan media sosial untuk kepuasan tersendiri. Sosial media adalah sebuah media online yang dapat menghubungkan para penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan menciptakan konten. Karena itulah muncul istilah content creator, atau orang yang membuat konten di media sosial. Sosial media memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang karena platform ini mampu menghadirkan interaksi interaktif antar dua orang yang terpisah jarak sangat jauh sekalipun, Sedangkan menurut McLuhan & Fiore (2001), dengan ungkapan yang sangat terkenal “medium is the message” menunjukkan bahwa media adalah pesan yang bisa mengubah pola komunikasi, budaya komunikasi sampai bahasa dalam komunikasi antarmanusia. Para ahli percaya bahwa media sosial tidak hanya mencakup berbagai platform media baru, tetapi juga berbagai sistem, seperti FriendFeed, Facebook, Tiktok dan lain- lain. Sistem biasanya dianggap sebagai jejaring sosial hal ini dikarenakan pemiliknya dapat dengan mudah mengakses media sosial melalui smartphone kapan saja dan dimana saja. Platform media sosial juga sangat beragam, seperti Tiktok, Snapchat, Facebook, Twitter, Instagram, line, dan lain-lain.
Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai Virus Corona telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali pertama di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. Pandemi COVID-19 terbukti telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dampak ekonomi ini berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing daerah terancam, ditambah dengan kondisi daerah yang lebih buruk dari sebelumnya. Karena hal tersebut, pemerintah Indonesia langsung mengambil langkah agresif agar angka penyebaran bisa ditekan semaksimal mungkin. Misal nya saja dapat dilihat dari pemberlakuan social distancing, penetapan protocol kesehatan, pembatasan akses keluar masuk wilayah dan lockdown. Tentunya hal ini berpengaruh sangat banyak dalam setiap aspek kehidupan, seperti pemutusan hubungan kerja yang tinggi, pembelajaran jarak jauh atau bahkan work from home.
Lantas bagaimana peran dan kaitan media sosial terutama Tiktok dalam masa pandemi ini?
Sejak WHO menetapkan covid-19 sebagai pandemi global tepat nya 11 maret 2020 lalu, semua berjalan secara online, Indonesia dituntut untuk tetap mengoptimalkan peran nya dalam berbagai aspek sehingga menjadikan seluruh aktivitas terbatas. Namun meskipun menjadi terbatas tapi nyatanya kita mempunyai ruang yang tak terbatas yang di sebut sosial media. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan internet di Indonesia memberikan kemudahan bagi penggunanya, informasi dan hiburan dari berbagai sudut dunia dapat diakses dengan mudah melalui internet. Hadirnya media sosial terutama pada remaja dapat menyebabkan secara tidak langsung merubah pola perilaku nya sendiri yang secara tidak langsung memberikan dampak terhadap lingkungan masyarakat. Salah satu aplikasi online yang saat ini penggunaan nya sedang hangat diperbincangkan adalah Tiktok. Meskipun sempat memicu beberapa kontraversi pada awal perilisisan nya di Indonesia. Nyatanya tiktok berhasil menduduki kategori aplikasi paling popular dengan jumlah pengguna yang sangat banyak sejak awal pandemi pada tahun 2020 lalu. Tik-Tok dapat membuat kreator video yang menarik, membuat segala jenis kalangan masyarakat mengapresiasikan diri dan gaya mereka dengan membuat video lucu, video unik, video menarik dan berbagai macam lainnya. Yang paling banyak menggunakan aplikasi Tik-Tok dan selalu aktif membuat video adalah para remaja. Mereka mengapresiasikan apa yang ada dalam diri mereka melalui video-video yang mereka buat. Ada yang membuat video perorangan, duo bahkan beramai-ramai dengan teman-teman, keluarga dan lain sebagainya.
Sejumlah besar penelitian dan studi telah dilakukan untuk memahami mengapa TikTok mendapatkan perhatian besar-besaran secara tiba-tiba dan pengaruhnya terhadap generasi muda. ramainya penggunaan aplikasi TikTok di era pandemi Covid-19 diakibatkan oleh masyarakat yang merasa bosan karena menjalani isolasi mandiri. Rasa stres dipicu oleh tekanan ekonomi, kehidupan sosial, dan kesehatan mental di era pandemi Covid-19. Adanya kecendrungan masyarakat Indonesia terhadap aplikasi TikTok, Adanya berbagai respons dari masyarakat Indonesia terhadap aplikasi TikTok, baik respons positif maupun negatif. Masyarakat merasa senang menggunakan TikTok karena dapat menemukan berbagai macam konten. Aplikasi TikTok ramai digunakan karena cara penggunaannya yang mudah serta menyediakan tempat bagi orang-orang yang suka membuat video namun belum bisa mengoperasikan aplikasi editor video dengan menyediakan berbagai filter, musik dan efek (Susilowati, 2018: 177). Selain itu masyarakat dapat menemukan berbagai informasi informasi yang tengah hangat diperbincangkan. Misal nya dalam kasus para pelajar, sejak diberlakukan nya pembatasan aktivitas di luar rumah baik di sekolah dan di tempat umum. Para pelajar sering kali merasa tekanan yang cukup berat, selain sekolah mereka juga dituntut untuk membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah. Dalam hal ini tentu saja dapat memicu stress dan bosan yang berlebihan ketika otak dan tubuh mereka hanya di hadapkan dalam satu objek yang sama untuk waktu yang lama, Jika dulu mereka dapat pergi bersama teman-teman untuk mengurangi rasa stres, misalnya jalan jalan ke pantai, restoran, bioskop, atau pun tempat lain, kini kebanyakan dari mereka hanya bisa melakukan semua kegiatan dari rumah. Ingin keluar jalan-jalan untuk menghilangkan rasa bosan, namun takut terinfeksi virus Covid-19 masih begitu menakutkan bagi masyarakat khususnya pelajar. Maka dari itu kehadiran aplikasi Tiktok selama masa pandemi memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam perubahan gaya hidup generasi muda. eksistensi TikTok sendiri adalah sebagai salah satu aplikasi yang dapat mendorong kreativitas seseorang dalam membuat suatu karya, membantu untuk mengekspresikan kreativitas khususnya dalam pembuatan video karena dapat membuat video dengan efek spesial dan unik dengan mudah. TikTok juga menyuguhkan berbagai macam musik untuk latar video (Hasilohan dkk., 2020: 75), sehingga penggunanya dapat menciptakan video yang lebih menarik. yang lebih menarik. Hal tersebut membuat para pengguna TikTok dapat membuat video unik dengan mudah dan menciptakan kontenkonten yang menarik sebagai hiburan, saluran edukasi mendidik dan saluran lain yang bersifat positif. Aplikasi TikTok membantu seseorang membuat berbagai karya untuk menunjukan kreatifitasnya dari berbagai bidang, seperti bakat menari, melukis, memasak dan lain sebagainya. Selain itu pada kondisi pandemi saat ini, aplikasi TikTok juga dapat meningkatkan suasana hati pengguna. Dalam situasi yang mengharuskan segala kegiaan dilakukan dari rumah, tiktok merupakan wadah yang sangat tepat sebagai media kreativitas, percaya diri dan peningkatan kualitas diri masyarakat (dalam hal ini pelajar). Beberapa dari mereka telah dapat menghasilkan uang dari aplikasi tiktok dengan membuat konten-konten menarik dan edukatif. Hal ini juga membuktikan bahwa generasi muda juga siap dan mampu untuk bersaing di level internasional melalui keaktifan mereka lewat teknologi informasi dan komunikasi, mengingat perkembangan teknologi yang tidak akan pernah mundur dan era global yang akan semakin canggih dari waktu ke waktu, banyak dari generasi muda telah mampu menciptakan talenta mereka sendiri secara online meski dalam kegiatan yang terbatas.
Namun meskipun terlihat begitu banyak manfaat dan pelajaran yang bisa diambil dari aplikasi Tiktok, nyata nya berfokus pada suatu aplikasi secara berlebihan juga akan membawa pengaruh buruk bagi individu terutama remaja yang masih sangat labil akan kepuasaan dan keinginan diri mereka sendiri. Pengaruh negatif dari aplikasi TikTok sebagai media penurun tingkat stres di era pandemi Covid-19 adalah, keinginan untuk membuat video yang berbeda dari yang lain membuat kreator tidak bisa membedakan mana aksi yang pantas dan tidak pantas untuk dipertontonkan. Banyak pengguna yang memang kreatif dalam membuat video agar bisa mendapat banyak respons dari orang lain. Tapi, mereka menjadi seperti tidak berfikir dahulu sebelum merekam apa yang mereka lakukan. Mereka hanya memikirkan bagaimana cara membuat video yang bagus, menarik dan banyak respons dari penonton tanpa peduli dengan apa yang mereka tampilkan itu baik atau buruk untuk orang lain maupun dirinya sendiri. Hal inilah yang memicu aplikasi ini menjadi media Cyber Bullying karena video yang diunggah tidak layak untuk ditonton dan menjadi sasaran komentar para pengamat media sosial, dan akhirnya akan merugikan diri sendiri (Damayanti dan Gemiharto, 2019: 12). Mayoritas pengguna aktif aplikasi TikTok adalah remaja berumur dibawah 18 tahun dan mereka adalah kalangan yang mudah dipengaruhi oleh kekuatan media massa. Mereka seringkali tidak menyaring terlebih dahulu pesan-pesan yang disampaikan oleh media, sehingga efek yang disampaikan oleh media semakin kuat. Hal itulah yang menyebabkan fenomena Tik Tok dan para penggunanya dicap negatif oleh masyarakat.
Lantas apakah sebenar nya pengaruh Tiktok dalam perubahan gaya hidup remaja dapat menjadi destinasi positif dan patut dicoba? Kembali lagi, TikTok hanyalah sebuah platform aplikasi yang dibuat oleh penciptanya. Tujuan dibuatnya pun masyarakat tidak akan mengerti. Jadi, mengenai kontra keamanan dan dinilai buruk sebenarnya kembali lagi kepada pengguna.
Jika pengguna dapat mengontrol diri dalam penggunaan dan menjaga keamanan data yang diberikan, maka sebenarnya aplikasi TikTok masih dapat menjadi destinasi. Karena media sosial atau sebuah platform aplikasi dapat berguna menjadi inspirasi dan tempat untuk menimba ilmu jika pengguna dapat menggunakannya secara tepat dan bijak. Dan adapun untuk pengguna dibawah umur sangat diperlukan kontrol dari orang tua dalam menyaring setiap konten yang disediakan dalam aplikasi Tiktok, mengingat mereka yang masih dalam masa tumbuh dan berkembang. Keadaan lingkungan sekitar, sesuatu yang mereka lihat akan selalu menjadi rekaman untuk kinerja otak mereka. Terutama di masa pandemi yang masih sangat kuat ketergantungan akan internet sebagai ruang yang tak terbatas.