BENGKULU, bengkuluekspress.com - PT. Pertamina (Persero) ikut konsen membantu Pemerintah dalam mengendalikan pencemaran udara di Indonesia. Hal itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, menjaga lingkungan yang bersih dan menciptakan udara bebas dari polusi jadi tanggung jawab bersama semua pihak. Oleh sebab itu, perusahaan yang bergerak di bidang usaha energi dan petrokimia tersebut terus mengedukasi serta mengajak masyarakat menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkualitas dan ramah lingkungan guna meningkatkan kualitas udara yang bersih akibat emisi gas buang kendaraan bermotor. Upaya Pertamina dalam menumbuhkan penggunaan BBM berkualitas salah satunya dengan menyodorkan Program Langit Biru (PLB) yang merupakan program edukasi melalui promosi yakni Pertalite harga khusus bagi masyarakat pengguna roda dua, roda tiga, angkot, dan taksi ber plat nomor kuning. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu mengatakan, pelaksanaan PLB adalah usaha mengurangi dampak emisi gas buang kendaraan akibat menggunakan bahan bakar dengan Research Octane Numer (RON) rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi, dan tidak sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan modern. \"Karena, sekitar 75 persen sumber polusi udara di kota besar di Indonesia berasal dari emisi gas buang kendaraan. Bisa dibayangkan jika BBM yang digunakan bukanlah BBM yang ramah lingkungan,\" kata Putut. Melalui PLB ini, Pertamina ingin mengajak masyarakat berkontribusi langsung mengurangi dampak emisi gas buang terhadap kesehatan lingkungan tanpa mengesampingkan performa kendaraan. Masyarakat didorong menggunakan Pertalite yang memiliki angka RON 90 yang sesuai dengan spesifikasi mesin modern ketimbang Premium dengan angka RON 88 dengan kandungan sulfur yang tinggi. \"Masyarakat menyambut baik program yag mulai berjalan pada 2020 lalu itu. Dengan harapan konsumsi BBM berkualitas terus meningkat,\" akuinya. Wujudkan Energi Berkualitas Jadi Primadona Masyarakat Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan menerangkan, PLB merupakan program edukasi yang memberikan pengalaman (customer experience) kepada masyarakat memanfaatkan BBM dengan oktan lebih tinggi jenis Pertalite dengan (RON 90) seharga khusus setara harga Premium RON (88) yaitu Rp6.450 per liter. \"Saat ini, sudah terdapat 277 Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan PLB di wilayah Sumbagsel dengan memberikan promo hemat Pertalite sebesar Rp1.000,- per liter di masing-masing SPBU,\" ujar Umar, Jumat (29/10/21). Program PLB ini, untuk menumbuhkan masyarakat beralih menggunakan BBM dengan oktan yang lebih baik. Sehingga, mampu menjadikann BBM berkualitas primadona dimasyarakat dalam memenuhi kebutuhan bauran energi kendaraan maupun industri. \"Ini bisa dilihat dari pertumbuhan masyarakat yang saat ini sudah beralih mengenggunakan BBM berkualitas mencapai 94,6 persen di wiayah Sumbagsel,\" ungkapnya. Program Langit Biru di Kota Bengkulu yang sudah berlangsung pada Maret 2021 lalu dengan tiga SPBU yang telah menjalankan PLB nya, mendapat dukungan serta apresiasi dari pemerintah Kota Bengkulu. Dimana, Wali Kota Bengkulu, H. Helmi Hasan, S.E berkomitmen untuk mendukung program tersebut demi meningkatkan penggunaan bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. \"Program Langit Biru ini sejalan dengan program Bengkulu bersih yang mengedepankan budaya ramah lingkungan khususnya untuk kawasan pariwisata yang ada di wilayah Bengkulu,\" pungkasnya, Ia menjelaskan, pihaknya mendukung pelaksanaan Program Langit Biru ini agar terus berlanjut. Karena, selain dapat membuat kualitas udara menjadi lebih bersih lagi dan masyarakat dapat menikmati BBM berkualitas yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau. Salah satu Mahasiswi Perguruan Tinggi di Bengkulu Elisabeth Rama Intan Sitorus mengaku bahwa, dirinya sudah beralih menggunakan BBM Pertalite sejak satu tahun terakhir karena lebih irit. \"Selaku pengguna BBM non subsidi pertalite untuk kendaraan roda dua yang saya rasakan lebih hemat dibandingkan bbm subsidi meski harganya sedikit tinggi dari bbm subdsidi. Selain itu yang saya rasakan menggunakan bbm non subsidi mesin kendaraan semakin halus dan performa mesin kendaraan meningkat,\" tuturnya. Senada, Fitri Nugroho Mahasiswi Indekos di Bengkulu menceritakan pengalamannya menggunakan bensin Pertalite untuk kendaraanya terasa lebih irit dan bertenaga jika dibandingkan menggunakan premium. Dirinya mengaku, dalam seminggu biasanya hanya satu kali isi penuh jika menggunakan pertalite untuk perjalanan ke kampus dari jarak kos yang hampir 10 KM. \"Tetapi, kalau menggunakan Premium tidak bakalan cukup segitu. Lalu, menggunakan pertalite mesin kendaraan terasa lebih halus dan lebih bertenaga,\" kata wanita berhijab itu. Pertamina Harus Go Green dan Go Digital Sementara itu, pemerhati lingkungan di Bengkulu Ali Akbar mengapresiasi langkah pertamina dalam meningkatkan kualitas udara yang bersih akibat emisi gas buang kendaraan bermotor melaui program langit biru. Dimana, pada program itu Pertamina memberikan promo khusus harga pertalite seharga premium . \"Program penurunan harga bensin Pertalite seharga Premium dalam periode tertentu itu cukup positif dalam mengantisipasi polusi udara dengang mengajak masyarakat mencicipi penggunaan BBM pertalite,\" tutur ketua Yayasan Kanopi Bengkulu itu. Namun, sambung Ali permasalahan yang harus dihadapi untuk menurangi dampak emisi gas buang akibat kendaraan bukan hanya persoalan pada energinya saja. Tetapi juga, dari standar kendaraan bermotor itu sendiri dalam mengurangi dampak emisi gas buangnya. \"Akan percuma jika BBM nya sudah berkualitas tinggi namun standar kendraan yang ada di masyarakat masih banyak yang belum sesuai dengan ambang batas emisi gas buang Kendaraan Bermotor yang telah ditetapkan,\" pungkasnya. Secara pribadi, dirinya menilai pertalite sehraga premium itu tidak akan mampu berkontribusi secara signifikan untuk meningkatkan kualitas udara yang bersih. Sebaliknya, program pelayanan yang diberikan pertamina itu nantinya justru merubah struktur sosial di masyarakat. \"Justru dengan adanya program ini dapat menciptakan pemikiran dimasyarakat untuk terus menikmati BBM yang disubsidi secara tidak langsung itu. Bahkan, bisa juga membuat masyarakat tetap menggunakan BBM Premium yang lebih murah dari pertalite karena promo harga pada Program langit Biru itu hanya sesaat,\" sampainya. Menurutnya, seharusnya pertamina harus mulai menciptakan kendaraan yang jauh lebih ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik dalam master plan nya Go Green dan Go Digital. Serta, Pertamina harus mulai berpikir memproduksi baterai yang merupakan sarana penunjang kebutuhan kendaraan listrik itu. \"Walaupun harus hati-hati juga jangan sampai nantinya baterai tersebut dicharging atau dicas dengan menggunakan energi yang berasal dari PLTU batubara. Karnea mengakibatkan itu bukan menjadikan energi bersih yang ramah lingungan, malah menjadikan energi yang dihasilkan itu dekil,\" tegasnya. Ia menambahkan, karena zaman keemasan minyak itu sudah mau habis, meski terus digadang-gadang cadangan minyak dunia itu masih melimpah. Maka, Pertamina haru komitmen mitigasi perubahan iklim yang dikabarkan akan terjadi pada 2030 mendatang.(HBN)
Bina Konsumsi Energi Berkualitas
Jumat 29-10-2021,18:49 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :