Kurikulum Pendidikan Kedokteran Juga Dirombak
JAKARTA - Pembahasan rancanan undang-undang pendidikan kedokteran (RUU Dikdok) kembali dikebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan DPR berupaya menekan biaya menjadi dokter dan mahalnya ongkos berobat melalui undang-undang ini. Mereka menarget RUU Dikdok disahkan April depan.
Usai rapat bersama Komisi X DPR, Selasa (26/2), Mendikbud Mohammad Nuh langsung menerangkan strategi menekan biaya kuliah menjadi dokter. \"Kita akui memang tudingan jika biaya kuliah menjadi dokter saat ini mahal. Harus dicari penyebabnya apa, lalu dipecahkan,\" ujar mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
Nuh menguraikan upaya pertama dalam menekan biaya kuliah kedokteran yang mahal adalah dengan menggenjot alokasi beasiswa. Namun dia mengaku belum bisa merinci kuota beasiswa kuliah kedokteran lebih rinci, karena RUU Dikdok masih perlu pembahasan lebih dalam lagi.
Skenario berikutnya adalah meningkatkan porsi mahasiswa calon dokter malalui ikatan dinas. Dengan cara ini, siswa tidak perlu keluar biaya kuliah mahal karena sudah mendapatkan subsidi dari pemkab, pemkot, atau pemprov. Saat ini memang sudah ada ikatan dinas untuk menjadi dokter, tetapi menurut Nuh jumlahnya perlu diperbesar lagi.
Upaya meningkatkan porsi mahasiswa calon dokter ikatan dinas ini, menurut Nuh, bisa menimbulkan efek ganda. Selain mampu menekan biaya kuliah, juga bisa mengatasi kekurangan guru di sejumlah daerah.
\"Namanya kan ikatan dinas, setelah lulus kuliah kedokteran langsung diangkat menjadi pegawai di instansi yang mendanai,\" kata mantan Menkominfo.
Nuh juga mengatakan porsi fakultas kedokteran untuk mahasiswa ikatan dinas belum ditentukan. Tetapi dia mengatakan, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk meningkatan jumlah mahasiswa calon dokter dari kelompok ikatan dinas ini.
Program berikutnya yang diharapkan mampu menekan biaya kuliah kedokteran adalah dengan integrasi fakultas kedokteran dengan lembaga profesi. Seperti diketahui, mahasiswa yang lulus fakultas kedokteran (bergelar S.Ked) masih perlu mengambil pendidikan profesi untuk mengambil gelar dokter (dr).
Nuh menambahkan, nantinya akan ada integrasi antara fakultas kedokteran dengan pendidikan profesi dokter. Jadi, para calon dokter yang lulus dari fakultas kedokteran, langsung menyandang gelar dokter (dr) tanpa perlu menjalani pendidikan profesi di lembaga lainnya. \"Untuk mewujudkan ini nanti akan diintegrasikan antara fakultas kedokteran dengan RS pendidikan,\" kata dia.
Melalui sejumlah strategi itu, Nuh berharap biaya kuliah menjadi dokter bisa ditekan. Dengan demikian, semakin banyak pasukan dokter-dokter baru yang tersebar di seluruh Indonesia. \"Karena biaya kuliahnya ditekan, pemerintah berharap biaya berobat atau layanan kesehatan juga terjangkau tetapi tetap berkualitas,\" urai Nuh.
Selain itu pemerintah juga berusaha merombak kurikulum pendidikan kedokteran. Nuh mengatakan bahwa kemampuan dasar dokter umum akan di-upgrade. Dia mencontohkan, nantinya para dokter umum akan dibekali kemampuan tindakan operasi atau pembedahan kecil atau ringan.
\"Idealnya setiap pembedahan (kecil atau besar, red) harus dilakukan dokter spesialis bedah. Tetapi jika dokter umum bisa melakukan pembedahan kecil, masyarakat bakal terbantu,\" tandasnya.(wan) -