CURUP, bengkulu ekspress.com - Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir Wiratno MSc mengungkapkan, Bengkulu merupakan barometer kemitraan konservasi di tanah air. \"Bengkulu merupakan baromoter kedua kemitraan konservasi di Indonesia setelah Lampung,\" sampai Wiratno saat menghadiri kegiatan peringatan Hari Harimau Sedunia dan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang dipusatkan di Hutan Madapi kawasan TNKS di Desa Pal VIII Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong, Sabtu (8/8).
Dijelaskan Dirjen KSDAE, Bengkulu dijadikannya sebagai salah satu baromter. Karena menurutnya hampir setengah dari luas daerah Bengkulu yaitu sebanyak 43 persen merupakan kawasan hutan. Oleh karena itu Bengkulu harus memiliki strategi ekonomi berbasis hutan seperti kopi serta kemitraan konservasi dan pemanfaatan hutan lainnya. \"Bengkulu harus menjadi contoh bagi provinsi lain di tanah air, termasuk Aceh dan provinsi-provinsi lainnya,\" tambah Wiratno.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr drh H Rohidin Mersyah MMA mengungkapkan, bahwa peringatan Hari Harimau Sedunia dan Hari konservasi Alam Nasional merupakan bagian dari upaya konservasi hutan serta pelestarian flora dan fauna langka, yaitu harimau Sumatera yang sudah hampir punah. \"Dengan kegiatan seperti ini, harapannya harimau jangan sampai hilang di alam. Namun juga jangan sampai mengganggu keseimbangan alam dan merugikan karena salah satu yang akan dirugikan adalah manusia,\" terang gubernur.
Menurut gubernur, konservasi akan efektif bila ada keseimbangan antara aspek pelestarian, ekonomi dan sosial berjalan dengan maksimal. Ketiga sektor tersebut harus berjalan secara akumulatif sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. \"Kita tidak hanya konsen memperhatikan lingkungan saja, kalau pemberdayaan ekonomi tidak diperhatikan, perhatian ekonomi saja kemudian aspek sosial masyarakat tidak kita perhatikan juga akan bermasalah,\" paparnya.(251)