Narasumber : Erika Virgiosari
Bengkulu, Bengkuluekspress.com – Jaminan Kesehatan Nasional merupakan salah satu program stategis pemerintah yang tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi penduduk Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat,produktif, dan sejahtera. Melalui program ini diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir terkait biaya besar yang biasa dihabiskan untuk pemeliharaan kesehatan, hampir seluruh layanan Kesehatan masuk dalam jaminan JKN termasuk di dalamnya persalinan. Banyak Masyarakat di Indonesia yang melakukan persalinan dengan menggunakan kartu JKN-KIS, salah satunya adalah Erika Virgiosari (26) Seorang ibu rumah tangga yang merupakan peserta JKN-KIS dari segmen PBPU Atau peserta mandiri Kelas III.
Ditemui di rumah sakit pasca operasi melahirkan Erika yang tampak bahagia setelah kelahiran anak pertamanya ini mengaku sebelumnya sudah tiga tahun terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah pusat dan sekarang sudah beralih ke peserta Mandiri kelas III, Erika menjelaskan bahwa kartu JKN ini sangat bermanfaat untuk kesehatan keluarganya. “Kartu ini sangat penting Karena manfaatnya banyak sekali untuk pelayanan kesehatan secara gratis, selama proses persalinan pun tidak ada dikenakan biaya tambahan,” ujar Erika.
Terkait penjaminan persallinan, Erika menjelaskan bahwa selama menjalani proses persalinan menggunakan Program JKN berjalan lancar dan tidak ada kesulitan. “Tanggal 21 Maret 2020 pukul 18.00 WIB saya datang ke bidan untuk memeriksakan kehamilan karena saya merasa saya akan melahirkan, setelah di periksa oleh bidan saya dianjurkan untuk konsultasi ke dokter spesialis kandungan karena bidan tersebut mengatakan ada kelainan dengan ukuran panggul saya, selanjutnya setelah ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan ternyata memang benar saya harus menjalani tindakan operasi di rumah sakit dan akhirnya saya bersalin dengan proses caesar,” kenang Erika (27/3).
Erika pun bersyukur dengan menggunakan kartu JKN tersebut tidak harus mengeluarkan biaya. “Senang ya karena kalau sampai biaya sendiri bisa habis sekitar 16 jutaan,” tambah Erika.
Erika pun sadar Program JKN ini prinsipnya adalah gotong-royong sehingga apabila banyak peserta JKN yang menunggak maka prinsip gotong-royong tidak terjadi dan menjadi defisit, bagi peserta JKN yang masih menunggak Erika pun berpesan agar selalu rutin membayar iuran JKN. “Untuk bapak ibu yang masih menunggak segeralah membayar kembali iuran, karena dengan menunggak kita menghalangi pengobatan saudara-saudara kita yg mnggunakan kartu KIS, jangan sampai BPJS Kesehatan defisit karena prinsip gotong-royong tidak bisa di jalankan,” tutup Erika. (RW/dw)