Pedagang Kecil Tolak Elpiji 3 Kg Naik

Selasa 21-01-2020,09:24 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Terkait wacana dari Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yang akan menaikan harga HET gas elpiji 3 Kg subsidi dari harga sekarang ini Rp 15. 300 akan naik menjadi antara Rp 17-18 ribu mendapatkan penolakan dari pedagang kecil yang ada di Kota Bengkulu. Seperti yang disampaikan salah satu pedagang molen mini, Safrizal saat ditemui BE.

Safrizal mengatakan, dengan harga HET gas elpiji 3 kg sekarang ini, pihaknya sudah sangat kesulitan, apalagi jika dinaikkan bisa tidak lagi berjualan nantinya. \"Ya saya hanya minta kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk pikirkan nasib kami rakyat kecil ini, jangan memikirkan dirinya sendiri saja,\" ucapnya, kemarin (20/1).

Ia menjelaskan, dengan berjualan molen mini yang hanya mendapatkan keuntungan perhari sebesar Rp 80- 100 ribu tersebut sangat berat jika gas elpiji 3 kg subsidi naik menjadi Rp 17-18 ribu. \"Untuk sekarang ini saja, kami membeli gas melon ini jika dipangkalan bisa capai Rp 17 ribu dan di pengecer bisa mencapai Rp 23-25 ribu pertabung, jika nanti HET-nya naik, kita bisa beli diharga Rp 30 ribu. Dimana lagi kami mau berjualan dan dapat untung,\" jelasnya saat ditemui BE saat berjualan didepan Masjid Asy-Syifa dekat Rumah Sakit Umum Daerah M Yunus Bengkulu.

Ia sangat menyayangkan langka yang akan dimabil pemerintah jika HET gas 3 kg ini jadi naik, karena mereka sebagai pedagang kecil yang selalu tertindas dari kebijakan tersebut nantinya. \"Gas 3 kg ini jika dipakai hanya bisa bertahan 2 hari saja mas, selain sulit didapat, harganya juga mulai naik di pengecer saat ini. Jika di 2020 ini harga HET-nya dinaikkan, kita mau jualan pakai apa lagi, tidak mungkin mau pakai kayu bakar,\" jelasnya.

Hal senada juga disampaikan pedagang Mie Ayam yang sering berjualan dikawasan Jalan Pagar Dewa Kota Bengkulu, Hakim. Ia mengatakan, dengan harga yang sekarang ini saja sudah sangat sulit dan mendapatkan gas 3 kg tersebut, apalagi jika jadi naik nantinya tentu makin sulit didapatkan.\"Kalau bisa kita minta kepada pemerinta Provinsi Bengkulu untuk menurunkan harga HET nya yang sekarang ini, bukan justru dinaikkan,\" tegasnya.

Ia menjelaskan, jika memang mencontoh Provinsi lainnya yang harga gas elpijinya sudah mencapai Rp 18 ribu, tidak bisa disamakan dengan Provinsi Bengkulu yang tingkat kemiskinannya paling buncit se-Sumatera ini.\"Kita minta janganlah menzholimin raykat kecil dan pedagang kecil seperti kita ini. Mau mengadu kemana lagi kita jika bukan ke pemerintah daerah kita sendiri. Kita sangat berharap jangan dinaikan harga gas 3kg tersebebut,\" tuturnya.

Sementara itu, salah satu warga miskin lainnya, Suryani (52) warga Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Gading Cempaka mengatakan, pasrah jika memang harga gas 3 kg jadi naik nantinya. \"Palingan kita tidak lagi pakai gas elpiji 3 kg mas kalau mau masak kalau jadi naik, kita akan pakai arang kalau tidak kayu bakar saja. Mungkin dengan cara ini kita bisa bertahan hidup karena rakyat miskin memang selalu tertindas,\" tutupnya. (529)

Tags :
Kategori :

Terkait