Pemkot Bidik Oknum Dibalik Polemik SDN 62
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Aksi penggalangan dana dan belajar di jalan yang dilakukan siswa SDN 62 Kota, tampaknya mencoreng nama baik Walikota Helmi Hasan. Dalam hal ini Pemerintah Kota menyakini bahwa ada oknum yang bermain di belakang polemik tersebut dan memanfaatkan para siswa untuk melakukan aksi-aksi tersebut.
\"Kita menduga ada oknum menggiring anak-anak melakukan aksi itu. Tapi kita juga tidak tahu apakah ini permainan ahli waris atau tidak, yang jelas ini menjelang Pilkada, mungkin ada orang lain, yang mungkin tidak disadari,\" kata Kuasa Hukum Pemkot, Wawan Ersanovi SH, kemarin (25/8).
Dalam hal ini pemkot akan mengincar siapa pelaku yang berani memainkan polemik ini dan jika telah terbukti maka akan melakukan gugatan ke ranah hukum sekaligus mengungkapnya ke masyarakat melalui media massa, sebab secara tidak langsung sudah merugikan Pemkot. \"Jika terbukti kita laporkan secara pidana, kalau secara pidana tidak ada, mungkin dengan bukti ini publik bisa menilai siapa oknum yang menungangi anak-anak ini,\" tegasnya.
Wawan memastikan bahwa akan berkoordinasi dan membuat pengaduan kepada Komnas Perlindungan Anak dan meminta bantuan untuk mengusut kasus ini. \"Kita menyayangkan ada orang tega yang mengorbankan anak melakukan aksi tidak seharusnya. Nanti kita buat pengaduan ke Komnas Anak,\" tandasnya.
Menurut tanggapan salah satu Tokoh masyarakat, Panca Darmawan SH polemik yang berlarut-larut dan terus memanas ini justru semakin menunjukkan keegoisan kedua belah pihak antara Walikota dan pihak ahli waris selaku pemilik lahan SDN 62 tersebut.
Dan atas sikap tersebut telah mengorbankan jiwa dan raga anak-anak dan para orang tua, seharusnya lanjut Panca, Walikota Helmi Hasan sebagai seorang pemimpin bisa menduga kasus ini dari jauh-jauh hari dan menyelesaikan persoalan ini dengan komunikasi yang baik. \"Sebenarnya Walikota dia rugi apa? karena yang bayarkan pakai uang dari pajak kita (masyarakat), harusnya tinggal bayar saja, tidak perlulah kita berpolemik lagi,\" kata Panca.
Sementara itu, hari ini, ratusan siswa/siswi akan melanjutkan aksi belajar di bawah tenda, di jalan merawan, kelurahan Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu. Koordinator lapangan yang juga wali murid kelas 6, Ujang Saidina menuturkan aksi ini sebagai lanjutan atas protes pada pemerintah kota Bengkulu yang sudah ingkar janji atas keamanan dan kenyamanan siswa/siswinya dalam mendapatkan pendidikan.
\"Semula kita ingin belajar dibawah tenda didepan sekolah, karena alasan lalu lintas, kami meminta izin menggunakan pasar kuliner milik keluarga Pak Hijazi dan mendapatkan izin, \" ungkap Ujang Saidina diamini wali murid lainnya.
Tidak hadirnya para dewan guru pun sudah diketahuinya. Dimana pemerintah kota Bengkulu melarang tenaga pendidiknya untuk mengajar di sekolah ini. Pun begitu kami tetap belajar disini sesuai dengan jam pembelajaran berakhir. \"Guru tidak mengajar pun tidak apa-apa, kami akan datang dan pulang sesuai jam sekolah disini, dan tidak akan belajar sore hari di SDN 51 dan SDN 59 Kota Bengkulu, \" katanya.
Dibeberkan Ujang, dilibatkan anak-anak dalam aksi protes tersebut karena wali murid sudah tidak memiliki jalan lain. Pasalnya permintaan mediasi melalui perwakilan rakyat dengan mempertemukan antara pemerintah kota dengan ahli waris pun tidak diakomodir. \"Inilah cara kami, menyampaikan unek-unek, agar pemerintah itu melihat bagaimana nasib anak-anak kami, yang melaksanakan proses pembelajaran ditempat lesehan tempat jualan ini, \" katanya.
Ia menuturkan aksi ini tetap akan berlanjut hingga pemerintah kota Bengkulu menangganpi permintaan kami. \" Kalau tidak selesai disini, kami siap ke kemendikbud, \" ujarnya. (805)