MAKKAH, Bengkulu Ekspress- Memasuki hari ke-24 masa operasional penyelenggaraan haji, seluruh jamaah Indonesia sudah tidak ada lagi di Madinah. Mereka semuanya telah masuk ke Makkah. Namun masih ada 29 orang jamaah yang menjalani perawatan di RS Arab Saudi (RSAS) di Madinah.
Kloter terakhir yang tiba di Makkah dari Madinah adalah SUB-40 dari embarkasi Surabaya. Jamaah asal Madiun itu terdiri dari 450 orang dan tinggal di hotel nomor 611 di kawasan Aziziyah. Sepanjang Minggu (28/7) ada 14 kloter yang masuk ke Makkah dari Madinah.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Muhammad Imran menuturkan di KKHI Madinah sudah tidak ada lagi jamaah Indonesia yang menjalani perawatan. ’’Tapi di RSAS Madinah masih ada 29 orang jamaah Indonesia yang dirawat,’’ katanya di Makkah kemarin (29/7).
Menurut Imran paling banyak jamaah yang masih dirawat di RSAS Madinah itu mengalami gangguan atau penyakit jantung. Kemudian ada pasien lainnya yang menderita infeksi paru dan stroke. Imran menjelaskan jika sudah ada pasien yang sembuh, maka langsung akan dibawa ke Makkah.
Setelah Madinah kosong, maka sebagian petugas Daerah Kerja (Daker) Makkah menyusul digeser ke Makkah. Senin pagi kemarin petugas Daker Madinah mulai berangkat ke Makkah menggunakan bus. Kepala Daker Makkah Subhan Cholid menjelaskan petugas dari Madinah yang datang pertama menggunakan dua bus dengan jumlah sekitar 80 personel.
’’Berikutnya menyusul kedatangan petugas dari Madinah sebanyak lima bus,’’ tuturnya. Subhan menjelaskan putugas dari Daker Madinah yang tiba di Makkah, akan diperbantukan di Sektor Khusus Masjidilharam. Tenaga mereka cukup diperlukan, karena jumlah jamaah di Masjidilharam semakin banyak.
Sementara itu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melakukan evaluasi pelayanan katering. Salah satu yang menjadi sorotan dalam evaluasi tersebut adalah, adanya temua penyediaan lauk yang ukurannya terlalu kecil di bawah ketentuan.
Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan bahwa untuk nasi minimal 200 gram setiap boks. Kemudian lauknya 100 gram dan sayurannya tidak boleh kurang dari 80 gram. Namun petugas katering Daker Makkah mendapati beberapa kasus ukuran ayam yang disajikan ke jamaah kecil tidak sampai 100 gram.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menuturkan perusahaan penyedia katering harus mematuhi ketentuan gramasi menu tadi. Dia berharap ada petugas quality control di dapur untuk menjadi pemantau ukuran lauk dan lainnya. ’’Kita minta mereka harus mengawasi dan kembali lagi seperti standar yang kita tetapkan,’’ jelasnya.
Selain itu Sri Ilham juga menyampaikan permintaan dari perusahaan katering supaya ikan kembung bisa diganti dengan ikan lainnya. Sebab perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan perut ikan kembung. Sebab jika membersihkannya kurang maksimal, ikan kembung bisa terasa pahit.
Akhirnya diputuskan ikan kembung bisa diganti dengan ikan kuwe. Ikan ini malah lebih besar dibandingkan dengan ikan kembung. Ikan kuwe dipilih karena banyak tersedia dalam bentuk fillet. (jpg)