Siswi SMK Ditemukan Tewas
Saat ditemukan kondisinya tertelungkup dengan mengenakan kaus putih dan celana jeans yang telah terbuka hingga ke ujung kaki. Tulang rahang dan kepala belakang hancur hingga mengeluarkan darah segar akibat pukulan benda tumpul. Tak hanya itu, luka robek juga menganga di leher bawah dagunya. Diprediksi korban baru meninggalnya belum sampai 12 jam saat ditemukan tersebut.
Informasi yang berkembang, korban diduga diperkosa sebelum dibunuh. Namun untuk memastikannya penyidik kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Termasuk mencari siapa yang terakhir bertemu dengan korban. ”Kita masih dalami. Yang jelas ada benturan benda tumpul yang cukup mematikan,”jelas Kabid Forensik RS Bhayangkara AKP Farid Amzah.
Senada diungkapkan Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno SSK MK melalui Kapolsek Gading AKP Mayhendra Eka Jaya. Melihat kondisi korban, kuat diduga korban dibunuh.\"Untuk masalah diperkosa sebelum dibunuh kita lihat saja hasil visum nanti,” jelas Kapolsek.
Usai melakukan olah TKP, Buser Polres Bengkulu langsung memburu teman laki-laki korban berinisial Ka (18). Ka diduga yang terakhir bertemu dengan korban. Setelah ditelusuri Ka berhasil diamankan dari kediaman orang tuanya di Desa Air Kemuning Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
Dari keterangan Ka, Jum\'at malam (8/2) sekitar pukul 21.00 WIB korban dijemputnya dengan sepeda motor untuk diajak jalan-jalan di kawasan Danau Dendam. Korban dijemput di tempat pesta pernikahan (tempat korban merias pengantin) di depan Pesantren Darusalam.
Mereka berdua lantas duduk di pondokan depan danau hingga pukul 23.00 WIB. \"Kami beli teh botol diwarung dekat danau tu. Jam 11 malam aku antar pulang lagi ke tempat pesta itu,\" terangnya. Ia pun mengaku baru mengetahui korban tewas setelah dijemput pihak kepolisian.
Tidak Pulang Ayah korban Mukthar (40), mengaku shock dengan kabar kematian putrinya itu. Korban yang diketahui anak ketiga dari lima bersaudara itu, terang Mukthar, tidak pulang ke rumah sejak pergi ke sekolah Jum\'at pagi (8/2). Pulang sekolah, korban langsung bekerja ikut merias pengantin di Salon Yuni.
“Boyni memang idak balik. Tapi sekitar jam 3 sore bos tempat dia merias itu telepon, bahwa Boyni nginap di tempat bosnya karena ikut merias pengantin,” cerita Mukthar sembari mengeluarkan air mata.
Keluarga Boyni tidak menaruh curiga dan memberikan izin kepada anak perempuannya tersebut untuk menginap bersama Yuni (pemilik salon). Memang sudah beberapa kali Boyni menginap di sana.
”Saya izinkan karena memang sudah kenal. Salon itu tempat anak saya kursus dulu sehingga anak saya memang sering ikut merias,” terang Mukthar
Senada diungkapkan rekan korban Meida, sekitar pukul 21.00 WIB, Jum\'at malam korban dijemput seorang pria di acara pesta pernikahan. Namun kemana mereka pergi tidak diketahui.\"Saya tidak tahu perginya ke mana karena tidak pamit,” jelas Meida yang juga satu sekolah dengan korban.(cw4)