Siswa SMPN 2 Simulasi UNBK Lesehan

Rabu 20-03-2019,15:30 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kurangnya sarana dan prasarana mewarnai pelaksanaan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kota Bengkulu, salah satunya di SMPN 2 Kota Bengkulu. Di sekolah ini situasi simulasi cukup berbeda. Siswa harus mengikuti simulasi dengan duduk lesehan (duduk di lantai-red). Selain itu, siswa pun harus ujian dengan laptop pinjaman.

\"Ujian simulasi UNBK di sekolah ini ada empat ruangan. Satu ruang disetting lesehan, \" ungkap operator SMPN 2 Kota Bengkulu, M. Lubis saat diwawancarai Bengkulu Ekspress kemarin (19/3).

Diakui simulasi dengan lesehan ini banyak dikeluhkan para siswa yang disampaikan lewat dirinya. Simulasi ujian lesehan ini dilakukan karena meubeler multimedia dari bantuan pemerintah beberapa tahun lalu, sekarang sudah tidak bisa lagi digunakan.  \"Ya harus bagaimana, kalau capek bersila, kakinya bisa diluruskan, \"ujarnya.

Pantauan Bengkulu Ekspress di SMPN 2 Kota Bengkulu, kemarin (19/3) tepat ruangan 4 lokasi simulasi UNBK yang berada di samping tangga sekolah terlihat jelas para siswa duduk lesehan. Mereka menghadap komputer yang sudah diusun berderet secara rapi di atas meja kecil. Para siswa bersila di atas karpet hijau bersama tumpukan perangkat komputer yang tak bisa lagi digunakan. Sekolah yang memiliki dua ruang laboratoirium itu terpaksa harus menggunakan ruang kelas sebagai tambahan ruang untuk pelaksanaan simulasi.

Saat ini jumlah siswi SMPN 2 Kota Bengkulu yang mengikuti simulasi UNBK sebanyak 311. Dalam pelaksanaan simulasi para siswa dibagi dalam tiga sesi mengikuti simulasi di tiga ruangan besar. Masing-masing ruang berisikan 28 siswa. Ditambah satu ruang kelas kecil yang diisi 20 siswa.

Tidak hanya itu, kekurangan sarana dan prasarana juga terjadi pada belum tersedianya komputer dalam jumlah memadai di sekolah. Laptop yang digunakan siswa didua kelas pun dari pinjaman ke siswa dan dewan guru hingga akhirnya terkumpul 56 unit yang digunakan khusus di ruang kelas.

\"Laptop yang kami pinjam untuk mengisi dua ruang kelas, yang dikumpulkan dua minggu sebelum simulasi. Kemudian, ruang kelas yang digunakan untuk simulasi kami memasang kabel LAN. Setelah itu, laptop dikembalikan dan kabel LAN dibongkar lagi,\" bebernya.

Pelaksanaan simulasi UNBK tingkat SMP di Kota Bengkulu pun ditemukan kendala. Operator tidak bisa melakukan download hasil lembar jawaban siswa. Dampaknya tidak bisa memproses uplod hasil ke server Puspendik Kemdikbud.  \"Secara keseluruhan proses simulasi awalnya lancar, namun saat hasil lembar jawaban siswa mau di downlod belum bisa dan keluar di monitor komputer tulisan error,\" kata Operator SMP Pancasila Yunika.

Yunika mengatakan, semula dia mengira kendala ini hanya terjadi di SMP Pancasila. Saat itu sekolah langsung menanyakan kendala ini ke helpdesk UNBK. Ternyata kondisi ini dialami semua sekolah se-Indonesia. \"Sekarang kami menunggu pemberitahuan dari pusat. Kapan waktu tepat upload hasil nilai siswa ke pusat,\" imbuhnya.

Ketua Koordinator Proktor Ujian Nasional Berbasis Komputer Provinsi Bengkulu Jefrinaldi kepada BE mengakui, ada kendala dalam proses upload hasil lembar jawaban siswa. Hal itu terjadi karena adanya perubahan versi aplikasi dari pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sehingga pada pelaksanaan simulasi seluruh sekolah mengalami hal sama. \"Ada perubahan versi aplikasi yang tadinya menggunakan aplikasi 18.6.2 berubah menjadi 128.3 sehingga terjadi peching beberapa jam,\" ucapnya.

Masih dikatakan Jefrinaldi, perubahan aplikasi ini pun berdampak terhadap hasil lembar jawaban siswa, yang semula jawaban siswa bisa dilihat langsung. Mulai saat ini tidak bisa dilihat berapa jawaban yang benar dan salahnya.

Ketua Panitia UN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Huteman MTPd menegaskan, simulasi UNBK tingkat SMP/MTs berjalan lancar. Walau masih ada beberapa kendala dalam proses upload. Hal itu tidaklah fatal dan tidak mempengaruhi pelaksanaan simulasi.

Disinggung adanya sekolah yang simulasi secara lesehan, Huteman menegaskan hal ini dikarenakan belum seluruhnya sarana dan prasarana tersedia dengan lengkap. Sekolah yang melaksanakan simulais secara lesehan dipersilahkan. Asalkan siswa/siswi saat melaksanakan ujian merasa nyaman. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait