BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kota Bengkulu mendapat tambahan kuota gas 3 Kg tahun 2019 ini sebanyak 407 tabung. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kuota LPG 3 Kg oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Selasa (19/2).
\"Kuota elpiji gas 3 Kg tahun 2018 lalu berjumlah 10.170 tabung, dan tahun 2019 ini bertambah menjadi 10.577 tabung. Ada penambahan kuota 407 tabung,\" kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Hj Dewi Dharma MSi saat mendampingi Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan SE usai mengikuti rakor, kemarin.
Menurutnya, usulan Kota Bengkulu sebenarnya melebihi kuota yang diberikan, tetapi pemerintah pusat sudah menetapkan kuota yang diberikan di tiap daerah. Secara regulasi, gas 3 Kg subsidi ini diatur Undang-Undang nomor 20 Tahun 2009 yang menyatakan peruntukan gas 3 Kg hanya untuk rumah tangga ekonomi menengah ke bawah, usaha mikro kecil, dan nelayan.
\"Namun masih sering ditemukan di restoran besar, jasa laundry, dan masyarakat ekonomi menengah ke atas menggunakan elpiji 3 Kg, dan seringkali gas melon ini hilang di pasaran karena adanya permainan harga dari pangkalan ke pengecer,\" ungkapnya.
Selain itu, lanjut Dewi, regulasi yang ditetapkan Pertamina tidak ada istilah pengecer, pembeli diharuskan membeli di pangkalan dan harga resmi eceran tertinggi Kota Bengkulu masih diangka Rp 15.300 per tabung. \"Jika ada gejolak masyarakat atas hilangnya LPG 3 Kg di pasaran, pemerintah daerah tidak memiliki wewenang untuk menindak atau memberi teguran ke agen maupun pangkalan, dikarenakan tidak ada regulasi yang mengatur itu,\" tandas Dewi.
Untuk diketahui, pada tahun 2018 lalu, Pemkot Bengkulu telah mengeluarkan Surat Edaran melarang PNS di lingkungan Pemkot Bengkulu menggunakan LPG 3 Kg subsidi, PNS diimbau beralih menggunakan LPG 5,5 Kg atau lebih dikenal dengan gas tabung pink. Surat edaran tersebut sebagai langkah Pemkot agar penggunaan LPG 3 Kg tepat sasaran. (805)