IPC Bengkulu Rencanakan  Empat Program Strategis

Kamis 03-01-2019,09:12 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kapal KM. Cahaya Baru 3 adalah kapal terakhir yang sandar di Pelabuhan Pulau Baai pada tahun 2018 membongkar muatan semen sebanyak 950 ton asal Pelabuhan Teluk Bayur. Kapal tersebut merupakan kapal dilayani dengan tujuan Pelabuhan Teluk Bayur.

Sedangkan Kapal Kontainer Lagun Mas dari perusahaan pelayaran PT Tempuran Mas menjadi kapal pertama kali sandar di Pelabuhan Bengkulu di tahun 2019. Kapal Lagun Mas membawa (bongkar) 90 box petikemas dan muat sebanyak 130 box petikemas dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok.

Masing-masing nakhoda kapal menerima penghargaan dari manajemen IPC Bengkulu yang disaksikan oleh Kepala Kesyahbadaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkulu, M Djunaidin dan jajaran manajemen IPC Bengkulu dan Pejabat dilingkungan KSOP Kelas III Pelabuhan Pulau Baai.

GM Pelindo II Cabang Bengkulu Hambar Wiyadi menyatakan, pada kesempatan tersebut manajemen IPC Bengkulu dan Kantor KSOP Pelabuhan Pulau Baai-Bengkulu menyampaikan penghargaan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para seluruh pelanggan/mitra kerja/usaha kepelabuanan yang telah mempercayakan pelayanannya kepada IPC Pelabuhan Bengkulu dan KSOP Pelabuhan Pulau Baai- Bengkulu.

“Semoga di tahun 2019 ini, Manajemen IPC Bengkulu dan Kantor KSOP Pelabuhan Pulau Baai-Bengkulu dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkesan kepada pelanggan jasa kepelabuhanan di Pelabuhan Pulau Baai – Bengkulu,” kata Hambar Wiyadi dalam keterangannya.

Hambar juga mengatakan, manajemen IPC Bengkulu akan terus berupaya meningkatkan pelayanan, apalagi tahun 2019 sebagai tahun sustainable superior performance untuk menuju world class di tahun 2020. Mantan GM Pelindo Pangkal Balam ini mengemukakan, upaya yang dilakukan oleh Pelabuhan Bengkulu di tahun 2019 ada 4 program strategis yakni pertama, percepatan pembangunan terminal curah cair diatas lahan 17 ha dengan kapasitas 5 juta ton, saat ini dalam proses perijinan pembangunan Terminal Curah Cair dan 2 (dua) Tambahan Fasilitas Dermaga Curah Kering masih di Kementerian Perhubungan diharapkan awal Januari 2019 ini, perijinan dapat diselesaikan.

“Lalu pengembangan Terminal Curah Kering, dengan tambahan 2 dermaga yakni Dermaga Jetty A dan Dermaga Bukit Sunur diharapkan akan ada tambahan kapasitas 1,5 juta ton batu bara yang ditangani di dua terminal tersebut. Kemudian pembangunan Instalasi Karantina Hewan ((IKH),” ungkap Hambar.

Keempat, penataan Dermaga Nusantara dan Terminal Perikemas, diharapkan untuk penataan terminal petikemas dilengkapu dengan ICT berbasis Terminal Operating System” akan “go live” pada Februari 2019” mendatang. Untuk tambahan fasilitas dermaga 2 unit, satu dermaga untuk kegiatan bongkar muat batu baran yakni Dermaga Jetty A dan Dermaga Eks Bukit Sunur dengan total investasi mencapai Rp. 24 milyar. Untuk Jetty A telah diselesaikan 100% yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya berupa conveyor dengan kapasitas 1.500 ton/jam.

Sementara untuk Dermaga Eks Bukit Sunur diharapkan akan selesai pada triwulan I/2019, saat ini dermaga tersebuat sedang dilaksanakan pembangunan berupa dermaga floating rampdoor yang nantinya digunakan untuk melayani kapal jenis tongkang dengan kapasitas 10.000 ton serta didukung dengan fasilitas lapangan dan peralatan bongkar muat berupa 1 unit excavator dan 1 unit whell loader dengan nilai total investasi mencapai Rp. 6,5 milyar.

Apabila 2 dermaga pada terminal curah kering sudah dioperasikan, kata Hambar, maka akan meningkatkan pendapatan dan nilai aset kepada perusahaan, dan pada gilirannya akan memberikan peningkatan deviden kepada pemerintah. Dampak langsung dari pembangunan terminal ini, menurut Hambar, pertama, peningkatan kapasitas daya tampung kapal dengan kapasitas bongkar muat curah kering dari 2,4 juta ton menjadi 3,5 juta ton serta dapat melayani kapal besar (Mother Vessel) serta kapal jenis tongkang.

Kedua, tersedianya dedicated terminal untuk barang curah kering, sesuai dengan jenis barang yang dibongkar dan muat di terminal tersebut. Ketiga, mampu melayani kapal-kapal diatas 35 ribu ton dengan peningkatkan produktivitas terminal, tentunya terminal ini akan menjadi “Port of Choice” (pelabuhan pilihan) bagi kapal liner internasional dan regional yang pada akhirnya terminal akan menjadi HUB PORT di pantai barat Indonesia.

Keempat, membantu menurunkan biaya logistic cost dengan tersedianya terminal yang didukung dengan peralatan dan produkvitas tinggi. disertai dengan service pelayanan yang baik. Tentunya ini memberikan kontribusi pada efisiensi biaya transportasi yang ditanggung oleh pelanggan /pemilik barang/cargo owner yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian nasional.

Kelima, peningkatan aktivitas dan operasional pelabuhan yang diimbangi dengan produktivitas dan standar pelayanan yang baik, akan berdampak pada peningkatan penghematan biaya operasional kepelabuhanan dan penghematan nilai waktu. (cik5/Rls)

Tags :
Kategori :

Terkait