Hasil Survei: SBY Tidak Bisa Selamatkan Demokrat

Minggu 03-02-2013,19:05 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA - Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukan bahwa partai Demokrat berada dalam masalah besar. Pasalnya, tingkat elektabilitas partai besutan Presiden SBY itu sekarang berada pada angka 8% \"Ini tidak pernah dialami sebelumnya sepanjang sejarah Demokrat. Angka terendah sebelumnya 8,7 persen atau 9 persen pada April dan Juni 2008,\" ujar Direktur Riset SMRC, Jaedy Hanam dalam pemaparan hasil surveinya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (3/2) Survei ini dilakukan oleh SMRC pada kisaran 6-20 Desember 2012. Survei melibatkan 1220 responden dari seluruh Indonesia dengan usia di atas 17 tahun. Survei dilakukan dengan metode tatap muka dengan tingkat margin of error kurang lebih 3%. Namun anehnya, disaat citra Demokrat berada pada posisi terendah, kinerja Presiden SBY tetap dinilai positif. 51,6% masyarakat mengaku puas terhadap kinerja sang presiden. Jaedy menilai ini sebagai suatu keanehan dan sebuah pertanda yang lebih buruk lagi bagi Demokrat. Karena, berdasarkan hasil-hasil survey sebelumnya kinerja presiden SBY dan tingkat elektabilitas Partai Demokrat selalu berbanding lurus. \"Artinya saat ini yang jadi permasalahan Demokrat bukanlah kinerja SBY dan kinerja SBY tidak dapat menyelamatkan Demokrat,\" terangnya. Banyaknya kader Partai Demokrat yang tersangkut kasus korupsi, dinilai menjadi alasan utama memburuknya opini publik. Meski secara statistik kader Demokrat bukanlah yang paling banyak melakukan korupsi, namun opini publik terlanjur terbentuk dengan kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang menyatakan, 44,8% masyarakat menganggap kader Demokrat paling banyak korupsi. Sementara untuk partai-partai lain tidak ada yang mencapai raihan diatas 10%. Jika Demokrat tidak mampu melawan opini ini sebelum Pemilu 2014, maka elektabilitasnya akan terus menurun. \"Jika penurunannya konsisten bukan tidak mungkin Demokrat gagal lolos dari electoral treshold dan hilang dari peta politik nasional,\" pungkasnya. (dil/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait