HONDA BANNER
BPBD

Melangkah Menuju Kemandirian Pangan Beras di Perbatasan

 Melangkah Menuju Kemandirian Pangan Beras di Perbatasan

Menuju kemandirian pangan beras-ANTARA-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Di perbatasan utara Indonesia, posisi Kabupaten Natuna menghadap langsung dengan perairan internasional serta berbatasan dengan beberapa negara, termasuk Malaysia. Kondisi ini memberi nilai strategis, sekaligus tantangan besar bagi daerah tersebut.

Letak Natuna jauh dari ibu kota provinsi, jika dihitung melalui perjalanan laut membutuhkan waktu satu hingga dua hari. Kondisi ini membuat daerah yang kaya hasil perikanan ini memikul peran ganda.

Selain menjadi garda pertahanan negara, juga sekaligus harus menjaga ketahanan hidup masyarakatnya sendiri agar tidak bergantung pada daerah lain.

Selama bertahun-tahun, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan pangan. Ketergantungan hampir penuh pada pasokan beras dari luar daerah, hingga menjadi persoalan penting, meski tidak selalu ramai dibicarakan masyarakat.

Dengan kebutuhan sekitar 5.800 ton beras per tahun, Natuna hanya mampu memenuhi sebagian kecil konsumsi dari produksi lokal. Biaya produksi tinggi, minim pendampingan, keterbatasan lahan, serta kurangnya alat dan teknologi, membuat pertanian padi tidak berkembang.

Kini, masa depan cerah pertanian padi, dalam dua tahun terakhir mulai terlihat. Produksi padi meningkat signifikan dan upaya menuju swasembada tidak lagi sekadar rencana, melainkan proses nyata yang sedang berjalan di lapangan.

BACA JUGA:Pemerintah Dorong Pekerja Informal Bisa Naik Kelas Lewat Pemberdayaan

BACA JUGA:Presiden Minta KKP Buat Seribu Kampung Nelayan Merah Putih tahun 2026

Lompatan produksi

Natuna memiliki 414 hektare lahan baku sawah, dan 342,63 hektare telah ditetapkan sebagai lahan pertanian berkelanjutan, melalui Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2024. Kebijakan ini dibuat agar lahan pertanian tidak mudah dialihfungsikan.

Pada 2025, sekitar 30,4 hektare lahan aktif ditanami benih padi dan hasilnya meningkat signifikan. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Natuna mencatat produksi padi 2025 naik 53,82 persen dibanding 2024, dari 113,68 ton menjadi 174,86 ton pada Oktober 2025.

Dengan satu kali panen tersisa, total produksi diperkirakan mencapai 200 ton di akhir tahun. Meskipun belum memenuhi kebutuhan daerah, capaian ini menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi ketahanan pangan di Natuna.

Kemajuan terjadi berkat kerja terkoordinasi antara petani, penyuluh, pemerintah desa, serta pemerintah daerah dan pusat. Petani lebih aktif mengikuti pendampingan, memanfaatkan lahan tidur, dan mengadopsi praktik pertanian modern, sedangkan pemerintah desa memastikan petani terhubung dengan informasi, bantuan, dan program.

Sementara pemerintah pusat dan daerah membuat regulasi untuk pengadaan sarana dan prasarana pertanian. Pengadaan terbaru yang diberikan oleh pemerintah pusat adalah 78,65 ton pupuk subsidi, terdiri dari 3,55 ton urea dan 75,1 ton NPK.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: