Tangani DBD, Dinkes Kota Bengkulu Minimalkan Fogging, Ini Alasannya

Tangani DBD, Dinkes Kota Bengkulu Minimalkan Fogging, Ini Alasannya

Dinkes Kota Bengkulu Minimalkan Fogging-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu meminimalkan pengasapan untuk membasmi jentik nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) sebab cairan yang digunakan terdapat zat-zat berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan.

"Fogging (pengasapan) itu sebenarnya tidak disarankan lagi karena banyak bahayanya. Sebab yang keluar dari mesin Fogging bukan hanya sekadar obat untuk membunuh jentik nyamuk tapi juga zat-zat yang berbahaya, seperti solar dan lainnya," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Selasa.

Ia menjelaskan pengasapan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang menyebabkan tanaman mati dan menimbulkan iritasi bagi manusia jika terkena kulit.

Oleh karena itu, untuk menggunakan alat pengasapan di suatu wilayah harus ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat yang terkena DBD.

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Salurkan 100 Paket Sembako ke Warga Rentan Stunting

"Kita meminimalisir penggunaan fogging dan kita berkoordinasi dengan kelurahan apakah lingkungan sekitar menyetujui dilakukan fogging atau tidak," katanya.

Selain itu, kata dia, sejak Januari hingga November 2023 ditemukan 36 orang yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Bengkulu yang menderita DBD.

Untuk meminimalisasi kasus DBD, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat antara lain menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan tidak menggantung baju dalam waktu lama.

Ia mengatakan banyak sampah di sekitar rumah dapat menjadi sarang nyamuk jenis Aedes aegypti, penyebab DBD.

BACA JUGA:Komitmen Pemkot Bengkulu Perangi Inflasi di Kota Bengkulu Lewat Pasar Murah

Selain itu, masyarakat dapat menerapkan 5M, yaitu mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi atau penampungan air minimal dua kali dalam satu minggu.

Ia juga mengatakan pentingnya warga menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga.

Masyarakat, katanya, dapat menjaga kesehatan dengan mengonsumsi gizi seimbang agar tidak mengalami DBD.

"Saat ini kondisi dan cuaca di Kota Bengkulu berubah-ubah sehingga menyebabkan nyamuk jenis Aedes aegypti cepat berkembang, selain itu jenis nyamuk tersebut juga berada di lingkungan rumah sehingga kami terus mengimbau agar masyarakat rajin membersihkan rumah," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: