Danau Dendam Makan Korban

Danau Dendam  Makan Korban

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Warga di sekitar Danau Dendam Tak Sudah (DDTS), Minggu pagi (27/5) sekitar pukul 07.30 WIB dibuat heboh dengan kejadian tenggelamnya remaja bernama Ahmad Marzuki (15) warga Jalan Rinjani RT 10 RW 03 Kelurahan Jembatan Kecil Kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu. Dia ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia setelah mandi di kawasan bendungan danau dendam tersebut.

Berdasarkan data yang terhimpun Bengkulu Ekspress, peristiwa bermula saat korban yang merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Kota Bengkulu ini berniat pergi maraton usai salat subuh bersama dengan delapan rekan-rekannya. Saat melintas di lokasi kejadian, korban bersama tujuh temannya memutuskan untuk mandi. Sedangkan satu temannya lagi tidak ikut mandi, namun beberapa saat kemudian korban menghilang. Sehingga beberapa teman korban pun berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

“Tadi korban bersama tujuh temannya turun ke area danau, sementara satu temanya di atas bermain handphone. Tiba-tiba korban menghilang, kemudian ketujuh temannya panik mencari korban. Saya yang mendengar teriakan teman korban langsung melakukan penyelamatan dengan cara langsung menyeburkan diri ke danau yang dalamnya kurang lebih 4 sampai 5 meter ini dan korban pun berhasil saya temukan tidak jauh dari tempat korban mandi,\" terang warga sekitar yang pertama kali menolong korban, Hambali kemarin (27/5).

Ditambahkan Hambali, setelah jasad korban ditemukan di dasar danau yang mana danau tersebut dipenuhi lumpur, warga yang sudah berusaha melakukan pemberian pertolongan pertama tidak berhasil menyelamatkan nyawa korban, korban yang sudah dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi tersebut kemudian langsung dibawa oleh warga setempat ke rumah duka yang terletak di Jalan Rinjani RT 10 atau didekat pesantren Pancasila.

\"Kita hanya beberapa menit berhasil menemukan korban didasar danau, tetapi kemungkinan korban yang sudah lama tenggelam yang membuat nyawa korban tidak bisa diselamatkan, mana didanau itu sangat tebal lumpurnya dan saya yakin korban tidak bisa berenang sehingga tenggelam,\" ucap Hambali yang pertama kali menyelamati korban Ahmad.

Sementara itu, Ketua RT 10, Kiswanto mengatakan, Korban yang merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara yang juga merupakan anak laki satu-satunya ini, dari pasangan suami istri Abdul Kadir Jaelani dan Eli. Siang ini rencananya korban akan langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Merapi Ujung Panorama Kota Bengkulu.

\"Rencananya langsung hari ini kita makamkan, pihak keluarga terutama orang tua dan kakak-kakak korban sudah setuju jika hari ini (kemarin, red) korban langsung dimakamkan,\" jelas Kiswanto.

Selain itu, Kiswanto mengatakan, korban yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 8 ini memang sering bermain dengan teman-temannya, namun korban anaknya tidak nakal dan penurut dan korban juga anak yang pintar dan mudah bergaul.

\"Ya kita sangat merasakan kehilangan korban, terutama kedua orang tua korban dan kakak-kakaknya, hingga sekarang pun baik ibu, ayah dan kakak-kakak korban masih sangat shock dan belum percaya jika Ahmad sudah tidak ada lagi untuk selama-lamanya,\" tuturnya kepada Bengkulu Ekspress.

Selain itu, baik ayah, ibu maupun kakak korban belum ada yang bersedia untuk diwawancarai terkait meninggalnya Ahmad. Untuk diketahui, korban yang sudah tenggelam di bendungan danau dendam tak sudah ini ternyata bukan kali pertama terjadi. Menurut penuturan warga setempat, sudah banyak yang menjadi korban di bendungan ini mulai dari anak-anak sampai orang dewasa setidaknya setiap tahun pasti ada korban yang tenggelam disini.

“Hampir setiap tahun ada korban yang tenggelam disini, ini sudah ke 6 kali korban tenggelam gara-gara mandi di bendungan ini, padahal air ini kan dalam, banyak lumpurnya sehingga sangat berbahaya.” ujar salah satu warga bernama Hendri.

Sementara itu menurut Hendri, warga sudah sering sekali mengingatkan pengunjung bendungan untuk tidak mandi di area ini terutama bagi anak-anak kecil, kerena selama bulan Ramadan ini baik sore maupun pagi hari banyak warga yang mendatangi lokasi ini hanya untuk menunggu waktu berbuka ataupun merathon sesudah menjalani sahur di pagi hari. “Sering kami ingatkan jangan mandi, tapi masih ada juga yang nekad mandi dan terbukti ada lagi yang tenggelam,” ungkapnya kepada Bengkulu Ekspress.

Ditambahkan Hendri, warga berharap pemerintah Provinsi Bengkulu dapat memberi tanda peringatan dilarang mandi di sekitar bendungan, agar tak ada lagi warga yang nekad mandi dan tidak ada lagi korban tenggelam di kawasan ini. \"Kita minta kepada pemerintah atau dinas terkait untuk lebih peka dan peduli lagi terhadap kawasan-kawasan yang sudah banyak menelan korban, bila perlu selain dipasang papan peringatan dilarang mandi, kawasan ini juga perlu dipagar keliling, agar tidak ada lagi seseorang terutama anak-anak yang mandi disini,\" tutupnya. (529)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: