Tragis, Paman Habisi Nyawa Keponakan

Tragis, Paman Habisi Nyawa Keponakan

LEBONG, Bengkulu Ekspress - Malang dialami bapak anak satu Ade Saputra (27) warga Desa Talang Baru I Kecamatan Topos Kabupaten Lebong. Hanya karena candaan, korban dihabisi oleh pamannya sendiri berinisial DA (41) menggunakan parang atau pisau hingga meninggal dunia dengan kondisi luka bacokan baik di bagian kepala, muka dan badan.

Data terhimpun, kejadian yang menimpa korban sendiri berawal pada hari Kamis (19/4) siang hari setelah korban membantu melakukan pemasangan batu nisan salah satu makam warga setempat, korban berangkat dari rumahnya menuju kebun di Bukit Abang Desa Sukanegeri Kecamatan Topos, yang jarak tempuhnya sekitar 30 menit berjalan kaki dari rumah korban. Akan tetapi hingga malam, sekitar pukul 20.00 WIB, korban tidak kunjung pulang ke rumah.

Karena sang suami tidak pernah telat pulang ke rumah ketika berkebun, sehingga istri korban meminta bantuan kakak iparnya Muhaimin dan Sopan Dahlan (saksi) untuk menyusul korban di kebun. Akan tetapi di kawasan kebun korban tidak ditemukan sehingga ketika mencari di kawasan kebun tersangka DA, terlihat korban telah terbujur kaku di belakang pondok kebun tersangka. Mengetahui hal tersebut para saksi langsung mendatangi Polsek Rimbo Pengadang.

Mendapatkan informasi tersebut, anggota Polsek Rimbo pengadang langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengevakuasi korban menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Rejang Lebong, untuk dilakukan visum dengan terlihat luka menganga di bagian muka lebih kurang 7 bacokan, kepala dan di bagian tubuh korban. Selanjutnya anggota Polsek Rimbo Pengadang meminta keterangan beberapa saksi untuk mengetahui siapa pelaku pembunuhan terhadap korban.

16 Jam Tersangka Diamankan Setelah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, anggota kepolisian mengendus siapa pelaku yang tidak lain adalah paman korban. Sekitar pukul 09.00 WIB kemarin, pihak kepolisian mendapatkan informasi bahwa tersangka berada di pondok kebunnya.

\'\'Saya dibantu tim Sat Reskrim Polres Lebong yang dipimpin oleh KBO IPDA Suroso dan Kanit Tipiter IPDA Kuat Santosa, langsung melakukan pengejaran kepada tersangka. Kita bagi 3 tim untuk mengepung kemungkinan pelaku akan melarikan diri,\" ujar Kapolres Lebong AKBP Andree Ghama Putra SH SIK, melalui Kapolsek Rimbo Pengadang, IPDA Alexsander.

Pada saat diamankan, pelaku sedang merapikan jemuran kopi, sehingga setelah menunggu waktu yang tepat akhirnya 3 tim yang telah dibagi langsung melakukan penangkapan terhadap pelaku, selanjutnya pelaku langsung dibawa menuju Polsek Rimbo Pengadang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Menurut pengakuan pelaku, pembunuhan tersebut berawal, antara pelaku dan korban sama-sama memanen kopi di kebun masing-masing yang kebunnya bersebelahan. Selanjutnya seperti biasanya, setelah memanen kopi, korban menuju ke pondok pelaku untuk beristirahat (karena antara korban dan pelaku masih ada hubungan saudara).

Pada saat di dalam pondok, pelaku menyalakan api untuk membuat kopi. Pada saat itu korban menghampiri pelaku sambil mengajak pelaku bercanda serta mengolok-olok pelaku. Namun akibat candaan tersebut, ternyata pelaku tidak menerima sehingga pelaku langsung berdiri mengambil sebilah parang dan membacokkannya ke kepala korban beberapa kali. Pada saat itu, korban sempat melarikan diri, namun dirinya terjatuh sehingga pelaku kembali menebaskan parangnya ke muka dan badan korban hingga korban meninggal dunia.

Setelah membunuh korban, pelaku menyimpan parang yang digunakan menghabisi nyawa korban di salah satu bukit yang tidak jauh dari pondok korban. Setelah membunuh korban, pelaku meningalkan korban untuk pulang ke desa untuk berbelanja keperluan selama di kebun, selanjutnya baru kembali ke pondok lagi setelah korban dibawa ke desa oleh para keluarga.

\"Saat ini tersanga telah kita amankan, untuk mengetahui keterangan lebih lanjut apakah pelaku dalam melakukan aksinya sendiri atau ada orang lain,\" sampainya.

Ditempat terpisah, camat Topos Eropa SKM, serasa tidak percaya atas meninggalnya korban. Dimana korban yang dikenal di lingkungan desa, merupakan orang yang mudah bergaul, tidak memiliki catatan kriminal atau bukan penjahat.

\"Selain itu korban juga bertugas sebagai anggota Patarlih di Desa Talang Baru I,\" sampainya. Dengan kejadian ini, Eropa berharap kepada seluruh keluarga dan warga Desa Talang Baru I, untuk tidak mudah terprovokasi, sehingga malakukan perbuatan anarkis yang dapat memperkeruh suasana. Semuanya serahkan kepada pihak yang berwajib. \"Pastinya kami meminta tersangka dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku,\" pintanya.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: