Mess Pemda Masih Alot
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pengelolaan Mess Pemda Provinsi Bengkulu yang berdiri kokoh di pinggir Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu hingga saat ini belum menemukan titik terang.
Proses pembatalan Sekotong Group sebagai pemenang lelang sebelumnya pun masih berjalan alot. Langkah persuasif atau mediasi yang ditempuh Pemprov untuk menyelesaikan pembatalan pemanang lelang itu belum juga usai. Padahal pemprov telah gembor-gembor untuk melelang ulang untuk menjadikan Mess Pemda itu menjadi salah satu hotel berbintang di Bengkulu.
\"Proses penyelesaian masih kita lakukan. Mudah-mudahaan ada titik temu,\" ujar Asisten II Setdaprov Bengkulu, Hj Yuliswani SE kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (22/3).
Dikatakannya, pemprov penyelesaian terus dilakukan agar pembatalan pemenang lelang tersebut bisa benar-benar diselesaikan. Menurut Yulis, belum selesainya masalah itu mengingat langkah persuasif harus melibatkan semua pihak. Jika ada pihak-pihak yang belum sepakat, maka upaya tersebut belum bisa diselesaikan.
\"Ini melibatkan pihak-pihak lain. Kita mau seperti ini, nanti pihak lain tidak mau. Pihak lain juga ada pilihan, kita juga punya pertimbangan. Jadi, masih cari penyelesaian terbaik,\" bebernya.
Jika upaya penyelesaian dengan pihak pememang lelang belum ada titik temu, maka proses lelang ulang belum bisa dilakukan. Meskipun saat ini, sudah banyak tawaran masuk untuk mengelolanya, seperti Sahid Grup menawarkan Mess Pemda menjadi hotel dan PT Indo Prima akan menjadikan Mess Pemda sebagai kawasan terpadu.
\"Kalau belum selesai, lelang belum bisa kita lakukan. Kita selesaikan terlebih dahulu,\" tutur Yulis.
Sejak dibangun tahun 2007 lalu, Mess Pemda yang telah menghabsikan dana Rp 53 miliar itu belum pernah dimanfaatkan sama sekali. Hanya beberapa kamar yang dipakai bermalam saat kegiatan tertentu.
Sebelumnya, Plt Gubernur Bengkulu Dr H Rohidin Mersyah MMA menegaskan, Mess Pemda tahun ini sudah bisa dikelola. Meskipun demikian, sebelu dikelola oleh pihak kedua, Mess Pemda akan dilakukan penilaian terhadap dahulu. Hal itu dilakukan sebagai pembanding agar dapat difungsikan membantu ekonomi Bengkulu.
\"Jadi mekanismenya juga harus diputuskan dulu, aset ini harus dinilai dulu berapa. Kalau langsung kita terima tawaran, nanti kurang pembanding. Sudah banyak penawaran ada yang ingin memfungsikan jadi kawasan hotel dan ada juga memfungsikannya sebagaimana mestinya.
Maksud saya, yang paling fleksibel dan paling bermanfaat dari sisi ekonomi pembangunan Provinsi Bengkulu yang mana, ini yang harus kita bandingkan,\" tandas Rohidin. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: